BEM se-Makassar Bantah Terlibat Pembakaran Kantor DPRD
Sejumlah perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Makassar membantah terlibat dalam pembakaran Kantor DPRD Sulawesi Selatan dan Makassar pada aksi 29 Agustus yang menewaskan tiga orang staf.
Menurut aliansi BEM se-Makassar bahwa peristiwa tersebut bukan sebagai cerminan dari gerakan mahasiswa yang sesungguhnya.
"Itu adalah tindakan oknum yang merusak nama baik Makassar dan mencederai citra gerakan ideal mahasiswa. Kota Makassar sejak dulu dikenal sebagai rahim aktivis bangsa, sehingga kejadian ini harus diusut tuntas," kata Ketua BEM Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin, Muh Alwi Nur dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/9).
Perwakilan BEM UNM, Ashabul Kahfi menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam peristiwa pembakaran di dua kantor DPRD tersebut.
"Kota Makassar adalah kota demokrasi. Kami selalu terbuka dengan semua kalangan. Namun perlu ditegaskan, pembakaran di Gedung DPRD bukan berasal dari kami. Saat insiden terjadi, mahasiswa dari kampus kami tidak berada di lokasi," ujar Ashabul.
Perwakilan BEM Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Muh Hasmi menduga bahwa aksi tanggal 29 Agustus yang berakhir dengan kejadian tragis tersebut ada pihak-pihak tertentu yang menunggangi gerakan mahasiswa.
"Setiap gerakan mahasiswa selalu ada yang mencoba mengatasnamakan diri mereka sebagai bagian dari mahasiswa. Namun jelas tindakan anarkis dan perusakan itu lebih mencerminkan kelompok anarko yang merusak, bukan gerakan mahasiswa," kata Hasmi.
Lihat Juga : |
Pernyataan tersebut disampaikan mahasiswa pada pertemuan bersama dengan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, Kamis (4/9) malam.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin mengatakan jika pemerintah selalu berada di barisan mahasiswa dalam menjaga kondusivitas Kota Makassar dan memperjuangkan aspirasi rakyat.
"Paling penting, kita sama-sama menjaga Makassar tetap aman, demokratis, dan menjadikan setiap aspirasi mahasiswa sebagai masukan untuk pembangunan. Pemerintah tidak akan menutup diri, dan kami ingin ruang diskusi ini bisa rutin dilakukan," kata Appi sapaan akrabnya.
Appi mengklaim pihaknya membuka ruang interaksi dengan mahasiswa, baik untuk menyalurkan aspirasi, mengasah minat dan bakat, maupun mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kami butuh masukan dan pemikiran dari adik-adik mahasiswa. Karena itu, ruang komunikasi seperti ini harus terus kita jaga, bahkan bisa kita lakukan rutin setiap bulan," ujarnya.
Dalam peristiwa tersebut, pihak kepolisian telah menangkap dan menetapkan sebanyak 29 orang sebagai tersangka. Kejadian itu menimbulkan sebanyak 4 orang meninggal dunia dan empat orang masih dalam perawatan medis.
(fra/mir/fra)