Tersangka Pembunuhan di Indramayu Berniat Kabur Jadi ABK Kapal Ikan

CNN Indonesia
Selasa, 09 Sep 2025 19:31 WIB
Dua tersangka pembunuhan satu keluarga di Indramayu, yakni R (35) dan P (29), sempat berencana melarikan diri dengan cara menjadi anak buah kapal (ABK).
Dua tersangka pembunuhan satu keluarga di Indramayu, yakni R (35) dan P (29), sempat berencana melarikan diri dengan cara menjadi anak buah kapal (ABK). (CNN Indonesia/Cesar)
Bandung, CNN Indonesia --

Dua tersangka pembunuhan satu keluarga di Indramayu, yakni R (35) dan P (29), sempat berencana melarikan diri dengan cara menjadi anak buah kapal (ABK) pada kapal pencari ikan. Namun upaya tersebut digagalkan polisi. 

Kasat Reskrim Polres Indramayu AKP M Arwin Bachar menuturkan keduanya diduga memilih kabur menjadi ABK kapal ikan agar bisa melarikan diri dengan waktu lama. 

"(kapal ikan) kan menangkap ikan ke tengah laut. Masih perairan dalam negeri. Cuma mereka sekali berlayar bisa 6-8 bulan, jadi bisa dimungkinkan lamanya mereka turun ke darat. Mungkin memutuskan salah satu cara melarikan diri bagi mereka itu aman ya, karena enggak ke darat selama 6 bulan," kata Arwin saat ditemui di Polda Jabar, Selasa (9/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum ditangkap, lanjut Arwin, tersangka R dan P kerap kali berpindah tempat. Mereka sempat kabur ke Jakarta sampai dengan Surabaya, hingga kembali ke Indramayu.

"Ditangkapnya Senin (8/9) jam 3 dini hari di basecamp persiapan berangkat ABK (di Indramayu)," katanya.

Arwin juga menjelaskan cara tersangka mengubur para korban. Tersangka membuat satu lubang berukuran panjang sekira 1,5 meter dengan lebar 4 meter dengan kedalaman 2 meter.

"Jadi untuk posisi jenazah yang ditemukan pada saat kita melakukan cek TKP, jadi jenazah itu berurutan. Berurutan dari yang paling atas sampai dengan yang paling bawah. Paling atas itu adalah saudara S. Kemudian di bawahnya, agak turun ke bawah itu ada saudara B. Kemudian di paling bawahnya lagi itu ada saudara E. Dan di samping-sampingnya itu ditemukan anak-anaknya, ananda R dan ananda B. Seperti itu," katanya.

Sementara itu Kapolres Indramayu AKBP Fajar Gemilang menambahkan, pelaku R dan korban Budi diketahui telah saling kenal cukup lama. Keduanya pernah tercatat bekerja pada perusahaan BUMD yang sama.

"Karena korban ini berjualan sembako toko kelontong, korban dan pelaku punya histori mereka pernah kerja di salah satu perbankan BUMD dulunya, sama sama di situ. Jadi sudah kenal," kata Fajar.

Sebelumnya, Sachroni (76), Budi Awaludin (40) anak kandung Sachroni, Euis Juwita Sari (37) istri Budi Awaludin, Ratu Khairunnisa (7) dan Bela (10 bulan) anak kandung Budi dan Euis, ditemukan tewas terkubur di rumahnya Jalan Siliwangi, Indramayu, Senin (1/9).

Penemuan korban diketahui pertama kali kerabat keluarga tersebut. Saat itu kerabat keluarga melakukan pengecekan, pintu rumah dalam kondisi terkunci, kemudian dilakukan pendobrakan. Usai pintu terbuka, kerabat keluarga mencium bau busuk dari belakang rumah.

Tersangka mengaku melakukan pembunuhan lantaran sakit hati oleh korban Budi karena gagal menyewa mobil.

(csr/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER