Jakarta, CNN Indonesia -- Federasi Sepakbola Eropa (UEFA) meluncurkan investigasi terkait ucapan bernada rasialisme oleh Carlo Tavecchio, presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC) yang baru terpilih. Tavecchio pernah berujar bahwa pemain Afrika adalah "pemakan pisang".
Sebelumnya, pada pertengahan Agustus, penyelidik dalam negeri Italia, Stefano Polazzi, telah melakukan investigasi. Namun, ia menyimpulkan bahwa tidak ada pelanggaran atas kode etik kedisiplinan.
Tavecchio sendiri baru terpilih sebagai presiden FIGC pada 11 Agustus 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusul mundurnya Cesare Prandelli dari kursi kepelatihan tim nasional pasca tersingkirnya Italia di Piala Dunia 2014 presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC) kala itu, Giancarlo Abete, menyatakan berhenti.
Dua kandidat lalu bertarung untuk menempati posisi presiden, yaitu mantan pemain AC Milan berusia 42 tahun, Demetrio Albertini, dan Carlo Tavecchio, kepala asosiasi liga amatir (LNC) yang berusia 72 tahun.
Albertini mendapatkan dukungan dari asosiasi pemain, wasit, dan juga pelatih, dan juga didukung oleh Juventus dan AS Roma. Mantan pemain
Rossoneri di era 1990-an itu juga mendapatkan simpati dari media dan suporter.
Namun, kekuatan sebenarnya di pemilihan presiden FIGC terletak di Serie B (divisi dua), Lega Pro (badan pengatur divisi tiga dan empat), dan juga LND. Ketiga badan ini mendukung Tavecchio.
Lega Pro terdiri atas 60 klub di divisi tiga dan divisi empat, dan salah satu perwakilannya menyatakan bahwa seluruh klub divisi tiga dan empat akan mendukung Tavecchio saat pemilihan.
Delegasi pemilihan presiden FIGC terdiri ats 278 perwakilan dari Serie A, Serie B, Lega Pro, Liga Amatir, dan juga asosiasi pemain, pelatih, dan wasit.
Pada pemilihan putaran ketiga --putaran pertama dan kedua tidak terdapat perbedaan hasil signifikan--Tavechhio mendapatkan 63.33 suara
Majunya Tavecchio untuk menjadi presiden mengakibatkan kekagetan para aktivis antidiskriminasi di luar Italia. Pasalnya, Tavecchio pernah mengeluarkan ucapan bernada rasialisme ketika ia menyampaikan pidato di depan LND.
Kala itu, karena tidak senang dengan minimnya kesempatan yang diberikan untuk pemain Italia di klub-klub profesional, Tavecchio bercerita tentang satu pemain fiktif bernama "Opti Poba" yang "sebelumnya hanya bisa memakan pisang namin tiba-tiba bisa jadi pemain inti untuk Lazio."
Jika saja peristiwa ini terjadi di negara lain maka karir Tavecchio akan habis. Namun, setelah mengeluarkan pernyataan maaf, kasus ini dilupakan begitu saja oleh pulik sepakbola Italia.