AMERIKA SERIKAT TERBUKA 2014

Final Pertama Tanpa Para Raksasa Tenis

CNN Indonesia
Senin, 08 Sep 2014 13:49 WIB
Final Amerika Serikat Terbuka antara Marin Cilic dan Kei Nishikori adalah final grand slam pertama sejak 2005 tanpa kehadiran satu Roger Federer, Novak Djokovic, atau Rafael Nadal.
Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, gagal melaju ke babak final turnamen Amerika Serikat Terbuka 2014.
Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Jakarta, CNN Indonesia -- Langit kota New York beberapa kali bergemuruh pada Minggu (6/9) malam. Namun, badai sebenarnya justru terjadi pada lapangan Pusat Tenis Billie Jean King, yaitu ketika dua raksasa tenis tumbang.

Petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, dan petenis nomor tiga dunia, Roger Federer, ditundukkan oleh lawan-lawannya pada partai semi final. Djokovic kalah dari petenis Jepang, Kei Nishikori, dan Federer disingkirkan petenis Kroasia, Marin Cilic.

Semenjak 2005, ini adalah pertama kali final turnamen sekelas grand slam putra tidak melibatkan tiga raksasa dunia tenis: Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil ini terlihat mengenaskan jika melihat performa yang ditunjukkan oleh Djokovic dan Federer pada partai perempat final.

Bertanding selama 3 jam 32 menit melawan Andy Murray, Djokovic berjuang melalui empat set yang diwarnai oleh reli-reli panjang untuk menundukkan petenis kelahiran Skotlandia tersebut.

Mengandalkan kekuatan bertahan di garis lapangan, Djokovic pun berkali-kali mementahkan pukulan forehand mendatar Murray di set ketiga dan keempat.

Demikian pula dengan Federer.

Di partai perempat final, petenis Swiss ini sempat ketinggalan dua set lebih dulu dari Gaël Monfils karena terpancing bermain agresif. Ia berulang kali maju mendekati net untuk menyerang lawan, namun pukulannya bisa dimentahkan oleh Monfils.

Pada set ketiga dan keempat, Federer bermain lebih sabar dan melayani reli-reli panjang Monfils. Juara Amerika Serikat Terbuka empat kali itu lalu sempat mementahkan match-point Monfils di set keempat, satu hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

Menurut Federer, kemenangannya atas Monfils adalah salah satu pertarungan lima set paling mengesankan sepanjang karirnya.

Dengan kedua partai perempat final yang berjalan menegangkan seperti itu, dunia tenis pun seolah tinggal menunggu pertarungan seru di final antara Djokovic dan Federer.

Apalagi yang dihadapi pada babak selanjutnya oleh Djokovic "hanya" unggulan ke-14, sementara Federer pun melawan unggulan ke-10.  

Namun kerja keras yang dilakukan oleh Federer dan Djokovic akhirnya  menguap sia-sia pada semi final. Djokovic mampu ditundukkan Nishikori dalam empat set, sementara Cilic hanya memberikan tiga set untuk Federer.

Catatan ini terlihat lebih tragis karena Nishikori dan Cilic belum pernah memenangkan satu grand slam pun. Raihan paling jauh yang dibuat oleh keduanya adalah ketika Cilic melaju ke semi final Australia Terbuka empat tahun lalu.      

Baik Cilic maupun Nishikori juga belum pernah masuk daftar lima peringkat tertinggi di dunia.  

Mencatat Sejarah Baru

Meski tanpa Federer atau Djokovic, bukan berarti final Amerika Serikat Terbuka tidak akan berjalan seru. Di final, baik Nishikori maupun Cilic tentu ingin mencatatkan gelar grand slam pada rekam jejak perjalanan sebagai seorang petenis profesional.

Nishikori sendiri memiliki motivasi lebih. Ia adalah petenis Asia pertama yang mampu menembus partai final sekelas grand slam.

"Saya sedikit terkejut bisa masuk ke final, tapi saya bahagia bisa menjadi bagian dari sejarah, yaitu sebagai orang Asia pertama yang bermain di final. Saya berharap saya bisa menang dan membuat lagi sejarah baru."

Dilatih oleh juara grand slam termuda sepanjang sejarah, Michael Chang, Nishikori telah menunjukkan perkembangan drastis pada dua tahun kebelakang. Sebelumnya, petenis berusia 24 tahun ini hanya bermain menarik tanpa memiliki ketahanan tubuh.

Namun, kini ia menambahkan ketangguhan dan kekuatan fisik pada permainannya.

Hal ini dibuktikan oleh Nishikori dalam perjalanannya menuju final. Sebelum mengalahkan Djokovic dalam empat set, Nishikori telah dua kali bermain lima set, yaitu ketika mengalahkan Milos Raonic di babak keempat dan ketika menundukkan Stefan Wawrinka di perempat final.

Jika dianalogikan, Nishikori telah berlari sepanjang satu maraton dalam turnamen Amerika Serikat Terbuka kali ini.

Sementara itu, Cilic juga bukan lawan yang gampang ditundukkan.

Sebagaimana Nishikori, Cilic juga datang ke partai final dengan motivasi berlebih. Ia ingin kembali ke puncak penampilannya sebagai petenis setelah menjalani hukuman sembilan bulan tidak boleh bertanding karena kasus doping.

Setelah menjalani banding, hukuman Cilic dikurangi hanya menjadi empat bulan. Ia berkata bahwa ia hanya meminum nutrisi tambahan, dan tidak tahu bahwa ada zat-zat terlarang yang terkandung di dalamnya.

Cilic melalui jalan yang sulit untuk kembali ke performa terbaik, namun dengan bantuan pelatihnya, Goran Ivanisevic, petenis Kroasia ini mampu bermain lebih menyerang dan menggunakan servis dan groundstokes lebih baik lagi.

Menurut Ivanisevic, pertarungan Cilic melawan Federer di partai semi final adalah partai yang sempurna.

"Bagi para pemain top dunia, melaju ke partai final mungkin terasa normal. Namun bagi pemain yang baru pertama kalinya tampil di final, hal ini adalah puncak pencapaian karir mereka," ujar Cilic.

Cilic juga berkata bahwa ia menantikan satu pertarungan hebat dengan Nishikori.

"Final ini akan menjadi hari yang spesial bagi kami berdua, kesempatan bagi kami untuk memenangkan grand slam. Untuk menjadi bagian dari sejarah," ujar Cilic.

Untuk melakukannya, Cilic harus melakukan pekerjaan berat menundukkan Nishikori. Karena, bagaimanapun juga, sejarah hanya mencatat nama sang pemenang.
LEBIH BANYAK DARI KOLUMNIS
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER