Zurich, CNN Indonesia -- Mantan pejabat tinggi Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) Jerome Champagne secara resmi mengumumkan bahwa ia akan menantang Sepp Blatter dalam pemilihan presiden FIFA yang akan diselenggarakan tahun depan.
"Dengan rasa hormat, saya memberitahukan Anda bahwa saya telah menulis surat pada Komite Pemilihan dan presidennya, Domenico Scala, untuk mengonfirmasi maksud saya menjadi presiden FIFA," demikian disampaikan Champagne pada surat di situs pencalonan dirinya.
Mantan Direktur Hubungan Internasional FIFA itu pada Januari lalu mengumumkan bahwa ia bermaksud untuk mencalonkan diri sebagai presiden --jabatan paling tinggi di dunia sepakbola. Namun, kala itu ia membingungkan banyak pengamat dengan komentarnya tentang Blatter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Champagne berkata bahwa ia tidak percaya bahwa ia bisa mengalahkan Blatter. Kala itu ia juga berkata masih belum akan menentukan sikap, jika mantan pemimpinnya itu kembali menjadi kandidat.
Blatter (78), minggu lalu mengumumkan bahwa ia akan berusaha menjadi presiden FIFA untuk yang kelima kalinya. Sebelumnya, Blatter sempat berkata bahwa ia tidak akan mencalonkan diri lagi.
Sementara itu, presiden Federasi Sepakbola Eropa (UEFA), Michel Platini, memutuskan untuk tidak mencalonkan diri.
Hingga minggu lalu, Blatter terlihat tidak akan melawan siapa pun dalam pemilihan tersebut.
Dalam surat pernyataannya, Champagne tidak menyebutkan nama Blatter, namun pria Perancis berusia 56 tahun itu berkata bahwa penting untuk mendiskusikan masa depan sepakbola.
"Saya senang bisa mendiskusikan masa depan FIFA. Akhirnya saat ini ada beberapa kandidat untuk jabatan ini," ucap Champagne. Ia juga berkata bahwa ia ingin para kandidat melakukan debat publik yang disiarkan langsung ke seluruh dunia.
"Hal pertama dan terpenting, debat adalah proses yang normal dalam sebuah institusi yang mendasarkan diri pada prinsip-prinsip demokratis," kata Champagne. "Karena itu, depat juga tidak tergantikan dalam sepakbola."
"Kami harus mengambil keputusan yang adil, yang didasarkan pada berbagai informasi, tentang perkembangan sepakbola pada kondisi ekonomi yang terpolarisasi seperti saat ini. Atau juga tentang keinginan kami untuk mengembalikan keseimbangan sepakbola dalam era globalisasi pada abad ke-21."
Champagne juga menyatakan sikap agar FIFA lebih demokratis, inklusif, dan lebih memperhatikan para anggotanya.
"Masa sepuluh tahun ke depan adalah masa-masa penting bagi sepakbola, dan terutama untuk FIFA," katanya.
Pemilihan presiden FIFA akan dilaksanakan pada Mei 2015.
Di FIFA, Champagne pernah menjabat sebagai Deputi Sekjen pada 2002 hingga 2005. Setelahnya, ia bekerja untuk proyek-proyek khusus dan pada 2007 ditunjuk sebagai Direktur Hubungan Internasional.
Pada 2010, ia meninggalkan FIFA karena pertengkaran politik.
Semenjak meninggalkan FIFA, ia menjadi penasehat berbagai federasi sepakbola di dunia dan terpilih menjadi Komisaris Sepakbola pada Festival Dunia Seni Hitam di Dakar.
Pada 2012 Champagne mengeluarkan dokumen setebal 26 halaman yang berjudul "Peran FIFA di Abad ke-21" untuk menunjukkan ide-idenya dalam mereformasi FIFA.
Telah menikah dan memiliki tiga anak, Champagne tinggal di Zurich, Swiss, dan mendukung klub Perancis, St Etienne.