LIGA INGGRIS

Setan Merah Dipermalukan Tim Promosi

CNN Indonesia
Senin, 22 Sep 2014 08:01 WIB
Bertandang ke tim promosi Leicester City, Manchester United sempat unggul 3-1 lebih dahulu. Namun mereka mengakhiri laga dengan kekalahan 5-3.
Manchester United ditundukkan tuan rumah Leicester City 5-3 meski sempat unggul 3-1 lebih dulu (Darren Staples/Reuters)
Leicester, CNN Indonesia -- Sempat unggul 3-1 pada menit ke-57, Manchester United menelan kekalahan 3-5 dari tuan rumah Leicester City pada lanjutan Liga Inggris di Stadion King Power.

Skenario ini seolah tidak terduga karena pelatih MU, Louis van Gaal, telah menunjukkan kekuatan serangannya sejak menit-menit awal. Menurunkan Robin van Persie, Radamel Falcao, Wayne Rooney, dan Angel di Maria secara bersamaan, Setan Merah sudah unggul 2-0 ketika laga baru berjalan 16 menit.

Tanda bahaya untuk van Gaal telah terlihat setelah penyerang baru Leicester, Leonardo Ulloa mampu mencetak gol dengan sundulan kerasnya untuk memperkecil ketinggalan. Namun gelandang baru MU, Ander Herrera kembali memperlebar jarak menjadi dua gol dengan melakukan tembakan menggunakan tumitnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sebagaimana dikatakan van Gaal seusai laga, Setan Merah melakukan "kesalahan-kesalahan besar" dan tim tuan rumah pun mampu mengambil keuntungan.

Wasit Mark Clattenburg memberikan penalti untuk Leicester setelah Rafael menjatuhkan Jamie Vardy di kotak penalti. David Nugent pun melesakkan gol dan memperkecil kedudukan menjadi 3-2.

Tim tuan rumah lalu menyamakan kedudukan setelah Esteban Cambiasso melakukan tendangan keras dengan memanfaatkan umpan Dean Hammond.

Juan Mata masuk untuk menggantikan Di Maria. Namun gelandang Spanyol itu tak mampu menjaga Ritchie De Laet, yang lalu memberi umpan untuk Vardy mencetak gol sehingga Leicester berbalik unggul.

Petaka bagi MU kian bertambah setelah pemain belakang mudanya, Tyler Blackett dikartu merah setelah melanggar Vardy di kotak penalti. Wasit pun kembali menunjuk titik putih. Ullo lalu mengalahkan De Gea dalam duel adu penalti dan melengkapi kemenangan mengesankan Leicester.

Tidak Bermain Sebagai Tim

Dengan hasil ini, Leicester pun melompat ke posisi tujuh setelah sebelumnya berada di peringkat tiga belas. Sementara itu, MU masih tertahan di posisi kedua belas.

Van Gaal, yang sempat mengatakan bahwa timnya memiliki peluang untuk menjadi juara setelah menundukkan QPR 4-0, mengakui bahwa kerapuhan timnya adalah kesalahan mereka sendiri.

"Kami memulai pertandingan dengan baik dan mencetak gol fantastis," ujarnya seusai laga. "Namun kami memiliki terlalu banyak pemain yang hanya ingin mencetak gol."

"Kami harus menyalahkan diri kami sendiri karena kami membuat kesalahan-kesalahan besar, baik sebagai tim ataupun individu," kata mantan pelatih tim nasional Belanda itu.

Meski para penggawa Setan Merah marah pada wasit ketika menghadiahkan penalti pertama untuk Leicester, Van Gaal menolak untuk menjadikan peristiwa itu sebagai alasan.

"Saat unggul 3-1, seharusnya kami bisa membunuh pertandingan dan mengendalikan penguasaan bola. Namun kami tidak mampu melakukan itu, dan kami juga memberikan penati. Anda tidak mungkin memenangkan pertandingan jika melakukan hal tersebut," kata Van Gaal.

Sementara itu, manajer Leicester, Nigel Pearson masih tak percaya dengan kemenangan timnya. "Saat ini, hal ini sulit dipercaya," ucap Pearson.

"Hasil ini membuktikan bahwa kami adalah tim yang sulit dikalahkan," tambahnya lagi.

Dalam sejarah Liga Premier (setelah berubah format) ini pertama kali MU kalah setelah sempat unggul 2-0 terlebih dahulu.

Pada laga ini, MU sendiri harus kehilangan satu pemain belakangnya, dengan Jonny Evans ditarik keluar di babak pertama karena mengalami cedera pergelangan kami. Evans meninggalkan stadion dengan menggunakan penyangga dan menggunakan sepatu pelindung.

Kebobolan lima gol, Van Gaal enggan untuk menyalahkan lini pertahanannya. Menurutnya, seluruh tim harus bertanggung jawab atas kekalahan ini.

"Anda harus bermain sebagai tim -- dan Leicester menunjukkan hal tersebut. Namun kami tidak menjadi sebuah tim di babak kedua, dan hal ini tidak berlaku hanya di lini pertahanan. Pada situasi bertahan, seluruh tim bertanggung jawab, tidak hanya satu pemain belakang," ujar Van Gaal.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER