Manchester, CNN Indonesia -- Setelah laga kontra Chelsea Minggu (21/9) malam lalu yang berakhir imbang 1-1, bos Manchester City Manuel Pellegrini mengkritik strategi 'Parkir Bus' Jose Mourinho. Pellegrini tak segan mengeluarkan pernyataan bahwa Chelsea bukanlah tim besar.
Pellegrini menyamakan Chelsea dengan tim gurem Liga Inggris. Pasalnya Mourinho menumpuk hampir semua pemain di depan kotak penalti gawang yang dijaga Thibaut Courtois.
"Tim ini (Chelsea) sama dengan Stoke. Ketika sebuah tim besar dengan pemain hebat melawan tim kecil, maka (tim kecil) mencoba untuk bertahan, mencoba untuk menjaga skor (nol-nol)," ujar Pellegrini seusai pertandingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (Chelsea) memiliki sembilan pemain di depan kotak mereka."
''Saya ulangi lagi, bahwa saya pikir mereka tidak memiliki niat untuk memenangkan pertandingan. Mereka hanya datang untuk skor imbang dan mencoba mencetak gol lewat serangan balik (walau) melawan 10 pemain,'' sambung pria yang mengantar City menjadi juara Liga Inggris musim lalu.
Strategi pertahanan ala 'Parkir Bus' Mourinho pertama kali dikritik usai laga kontra Liverpool musim lalu.
Pada laga yang menentukan bagi Liverpool untuk merebut gelar pertama liga Inggris sejak 24 tahun lalu, pria asal Portugal itu memberlakukan sistem bertahan total.
Liverpool kalah 2-0 di kandangnya sendiri.
Kala itu, manajer Liverpool, Brendan Rodgers juga berang dengan strategi Mourinho dan menyebutnya tidak hanya memarkir satu bus, melainkan dua bus.
Serupa Rodgers, Pellegrini pun tidak puas.
''Ini bukanlah hasil imbang yang menyenangkan. Meski kehilangan satu pemain, kami terus menyerang dan mereka terus bertahan. Kami mengerti ini sepakbola. Kami mencoba terus bermain, untuk para penggemar,'' tandasnya.
Selama karirnya, Pellegrini memang dikenal sebagai arsitek tim yang mengandalkan strategi menyerang.
Dalam laga semalam, Pellegrini kembali membuktikan hal tersebut. Walau kehilangan satu pemain dari lapangan, City menguasai bola sebanyak 58% dan terhitung melepas upaya tembakan ke gawang Courtois 16 kali—hanya empat yang tepat mengarah ke gawang.
Di sisi lain, Chelsea memiliki 42% penguasaan bola dan 6 tembakan ke gawang yang dikawal Joe Hart—2 di antaranya tepat sasaran.
Sebelum pertandingan City versus Chelsea di stadion Ettihad, Manchester, Pellegrini mengaku khawatir dengan strategi bertahan yang dipraktikkan tim lain saat menghadapi timnya.
Pernyataan itu ia ulangi kembali tadi malam. Menurut pria yang memiliki julukan 'Insinyur', strategi bertahan dari tim-tim lawan akan menyulitkan anak-anak asuhnya mempertahankan Liga Inggris.
Lantas apa tanggapan Mourinho atas pernyataan Pellegrini?
Sama halnya kala menghadapi Liverpool, usai laga kontra City tadi malam Mourinho mengacuhkan komentar rivalnya.
''Pellegrino? Ia sudah sering mengatakan tidak akan pernah berkomentar tentang saya dan tim ini, tetapi dia tetap melakukan hal sama,'' tukas Mourinho. ''Saya tidak mau mengomentari kata-katanya. Jangan tanya saya tentang pernyataan dia, saya tidak tertarik.''
Lampard Tolak Selebrasi GolDalam laga tadi malam, City bermain dengan sepuluh pemain setelah bek kanan Pablo Zabaleta mendapat kartu kuning kedua dari wasit Mike Dean pada menit ke-65.
Lewat serangan balik cepat, pemain sayap Chelsea André Schürrle berhasil mendorong bola umpan silang mendatar dari sisi kanan ke gawang City.
Beruntung, mantan ikon Chelsea, Frank Lampard, yang masuk ke lapangan pada menit ke-78 berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-85. Skor imbang pun bertahan hingga peluit panjang di akhir laga.
Lampard sempat menolak merayakan golnya ke gawang Chelsea. Saat rekan-rekannya menghampiri, Lampard mengangkat rendah kedua tangannya sebagai isyarat ia enggan melakukan selebrasi.
“Hal yang betul-betul sulit. Saya menjadi tidak propesional kalau saya tidak datang dan melakukan tugas saya (untuk City), betul-betul berat bagi saya. Saya sudah memiliki 13 tahun yang hebat bersama para penggemar Chelsea,'' ujar pemain yang dipinjam City dari klub Amerika Serikat, New York City FC.
Mantan gelandang timnas Inggris itu memiliki andil besar membawa Chelsea menjuarai Liga Champions, Liga Eropa, 4 Piala FA, dua piala Liga, dan tiga kali juara liga Inggris.
Selama 13 tahun bermain di Stamford Bridge—kandang Chelsea—Lampard telah menyumbang 211 gol dalam 649 pertandingan. Rekor gol itu juga membukukan Lampard sebagai pencetak gol terbanyak The Blues sepanjang masa.