Jakarta, CNN Indonesia -- Bermain sepak bola bukan sekedar untuk mencari kemenangan. Ada hasrat dulu yang perlu dipupuk semenjak dini. Hal itu pula yang disadari mantan pemain tim nasional Indonesia era 1980an, Ricky Yakobi.
''Saya suka sepak bola, jadi saya ingin berbagi pengalaman,'' tukas Ricky saat menyaksikan murid-murid sekolah sepak bolanya berlatih di Lapangan B, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (30/9).
Ricky memerhatikan sepuluh instruktur yang memberi petunjuk kepada para bocah mengenai teknik sepak bola. Bocah-bocah itu tidak disatukan dalam kelompok tunggal melainkan dibagi sesuai kategori usia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
''Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola sangat besar,'' sambung Ricky yang merintis SSB itu sejak 1999.
Sesekali terdengar suara tawa ketika ada kesalahan yang dilakukan anak-anak yang berlatih. Tawa bahagia itu menjadi perhatian kami yang berada di pinggir lapangan. Namun, di balik tawa senang para pemain di lapangan, Ricky mengatakan ada persoalan lain dari perkembangan atlet Indonesia yaitu mahalnya biaya untuk menggunakan sarana olahraga.
''Kesulitan yang dihadapi,ya mengenai masalah pendanaan. kesulitan pertama ya, biaya prasarana di GBK yang cukup tinggi. Di sini kita meminjam lapangan untuk dua jam seharga 600 ribu,'' jelas Ricky.
Ricky menilai harga itu cukup mahal jika dibanding dengan minimnya kualitas lapangan. Ia mencontohkan rumput lapangan yang sudah rusak dan kini berganti dengan tanah serta penerangan lapangan yang terbatas menjelang malam. Walaupun begitu, SSB Ricky tetap menggunakan lapangan itu karena lokasinya yang strategis.
KlasikSelain pendanaan, sepak bola junior Indonesia masih diselimuti persoalan yang klasik yaitu kurangnya perhatian. Ricky menilai Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan pesepak bola usia muda.
''PSSI masih belum serius memperhatikan perkembangan sepakbola di Indonesia. Contohnya Indonesia tidak memiliki kompetisi di usia muda yang rutin,'' kata Ricky.
Indonesia memiliki Piala Soeratin sebagai ajang kompetisi usia muda. Namun menurut Ricky hal kompetisi itu masih minim untuk meningkatkan kualitas pesepakbolaan dini Indonesia. Ricky mensyaratkan sarana dan prasarana olahraga yang berkualitas untuk mengembangkan olahragawan Indonesia sejak dini.
"Pemain bola itu dimanapun selalu muncul dari bawah (usia muda). nah, jika dibawah tidak diperhatikan, tidak mendapat sarana dan prasarana yang bagus, bagaimana mau muncul untuk menggantikan pemain senior?" kata Ricky menegaskan.