Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan manajemen Formula 1 menerapkan sistem poin ganda pada musim balapan 2014 mengundang banyak komentar. Dengan sistem ini, pebalap akan dihadiahi poin dua kali lipat dari balapan biasanya, Misalnya saja juara satu. Jika pada seri-seri lain ia akan mendapatkan poin 25, maka dengan poin ganda akan meraih poin 50.
Usulan yang berasal dari Bernie Ecclestone, pemegang hak komersil Formula 1, ini semula akan diterapkan pada tiga balapan terakhir musim ini, Austin, Brazil, dan Abu Dhabi. Setelah perdebatan panjang antara pendukung dan penolak gagasan tersebut, sistem poin ganda tetap di terapkan, tetapi hanya di final yaitu Abu Dhabi.
Beri Kesempatan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang pencetus, Bernie Ecclestone, mengatakan sebab musabab ia mengeluarkan ide kontroversial tersebut adalah ingin memberikan pebalap lain untuk juara.
"Semula saya ingin di tiga laga terakhir, sehingga orang lain percaya bahwa masih ada kemungkinan yang lain untuk menang," ujar Ecclestone. "Tapi semuanya bilang saya gila."
Presiden FIA, Jean Todt, menyatakan penambahan nilai tersebut bukanlah hal yang besar dan hanyalah perubahan kecil.
Ia mengakui bahwa prioritas FIA adalah menekan biaya penyelenggaraan seperti penerapan peraturan mesin 1,6 liter dengan pengurangan 40 persen bensin.
Peraturan AbsurdJuara dunia empat kali, Sebastian Vettel, mengatakan peraturan baru F1 tersebut sangat tidak masuk akal.
"Itu absurd dan menyiksa pebalap yang memang sudah bekerja keras sepanjang musim," ujar pebalap berusia 26 tahun tersebut. "Saya menghargai budaya lama F1 dan tidak paham terkait peraturan baru itu,"
Red Bull dan Vettel telah memenangkan empat gelar terakhir, baik untuk pebalap ataupun tim, dengan Vettel merebut sembilan kemenangan berturut-turut dalam satu musim.
Sebelum polemik poin ganda ini diterapkan, FIA mengaku bahwa seluruh tim telah dikumpulkan dan peraturan itu telah diputuskan melalui mekanisme pengambilan suara.
Namun, bos Ferrari waktu itu, Luca di Montezemolo menolak menghadiri pertemuan tersebut. Ia mengatakan peraturan tersebut tidak penting bagi tim Kuda Jingkrak, meskipun tim tersebut memiliki hak veto.
"Saya tidak ingin Ferrari membuang veto untuk hal yang tidak penting untuk Formula Satu," ujarnya. "Saya sebenarnya meragukan peraturan tersebut dan sudah saya katakan kepada Todt dan Ecclestone secara pribadi, peraturan tersebut harus diuji terlebih dahulu."
Bos Mercedes, Toto Wolff juga menyayangkan adanya pemberlakuan peraturan tersebut. "Saya rasa hal itu tidak adil dan tidak seharusnya dilakukan." ujar Wolff.
Meski menolak, ia pun tidak menyangkal bahwa peraturan tersebut dapat meningkatkan dan mempertahankan animo penoton sehingga berpengaruh pada pendapatan F1. "Ini kompetisi komersial, sehingga sah-sah saja," ujarnya.