XABI ALONSO

Menaklukkan Empat Klub di Tiga Negara

CNN Indonesia
Selasa, 07 Okt 2014 12:39 WIB
Xabi Alonso identik dengan klub juara. Bersama empat klub tersebut Alonso sukses menyicip prestasi gemilang
Xabi Alonso (kiri) identik dengan klub juara karena dari tiga klub utama yang ia bela selalu menuai prestasi. Visi magis Alonso di lapangan tengah kini dinantikan bertuah bersama klub barunya, Bayern Muenchen. (Reuters/Maxim Zmeyev)
Jakarta, CNN Indonesia -- Xabi Alonso identik dengan klub juara. Total sudah empat klub profesional yang ia bela sepanjang karirnya. Bersama empat klub tersebut Alonso sukses menyicip prestasi gemilang, termasuk final Liga Champion yang fenomenal bersama Liverpool pada 2005.

Secara keseluruhan Alonso sudah memenangkan gelar mayor klub, gelar mayor timnas, dan pribadi. Berikut adalah kiprah Alonso di klub-klub yang pernah ia bela sepanjang karirnya:

Kapten Muda Real Sociedad

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alonso memulai karir junior bersama klub terbesar di kawasan ia tinggal, Real Sociedad. Seperti halnya pemain-pemain muda lain, Alonso yang diikat kontrak profesional pada 1999, dipinjamkan ke Eibar satu musim kemudian.

Cukup satu musim bagi pemuda kelahiran Tolosa itu untuk mendapatkan kepercayaan dari tim pelatih Real Sociedad senior menariknya kembali. Mantan pelatih Real Madrid yang ditunjuk menukangi Real Sociedad, John Toshack menambah kepercayaan itu dengan menunjuk Alonso sebagai kapten timnya.

Saat itu, Alonso hendak menginjak usia 20 tahun.

Toshack dan Alonso berhasil membawa Real Sociedad yang sebelumnya terpuruk di bawah untuk menyelesaikan musim  2001/2002 di papan tengah klasemen. Musim berikutnya Toshack meninggalkan Real Sociedad untuk melatih Catania.

Di bawah arahan pelatih baru, Raynald Denoueix, Alonso tetap menjadi pilihan utama dalam tim inti. Prestasi besar didapat Real Sociedad pada musim 2002/2003 karena mampu mengakhiri liga di peringkat kedua--beda dua poin dari juara liga Real Madrid.

Di bawah kepemimpinan kapten Alonso, Real Sociedad mencapai posisi tertinggi di liga setelah terakhir kali dicapai pada tahun 1982 dan untuk pertama kali lolos ke Liga Champion. Sayang Real Sociedad tidak mampu mengimbangi kekuatan tim dengan jumlah pertandingan yang lebih banyak di musim 2003/2004.

Di Liga Champion, Sociedad yang berhasil lolos dari fase grup harus takluk dari Lyon di babak 16 besar. Sedangkan di liga Spanyol, klub asal provinsi Basque itu berada di peringkat 15.

Penyeimbang Liverpool

Rafael Benitez yang sukses membawa Valencia menjuarai Liga Eropa (saat itu masih bernama Piala UEFA) pada musim 2003/2004 ditarik untuk melatih Liverpool. Rafa--sapaan Benitez--membawa gerbong pemain La Liga ke Liga Inggris.

Ada enam pemain yang ditarik Benitez dari LIga Spanyol yaitu Josemi (Malaga), Mauricio Pellegrino (Valencia), Fernando Morientes (Real Madrid), Luis Garcia (Barcelona), Antonio Nunez (Real Madrid, ditukar dengan Michael Owen), dan Xabi Alonso dari Real Sociedad.

Alonso yang dibeli dengan harga 10,7 juta poundsterling diplot sebagai gelandang bertahan yang menyuplai bola ke depan untuk dilanjutkan Steven Gerard, Harry Kewel, Luis Garcia ke penyerang-penyerang Liverpool.

Di akhir liga, Liverpool berada pada peringkat kelima. Alonso memainkan 24 pertandingan di liga dan menyumbang 2 gol.

Momen terindah Alonso di Anfield adalah pada laga final Liga Champions yang dimenangkan Liverpool atas Milan lewat adu penalti setelah bermain imbang 3-3 pada 25 Mei 2005 di Istanbul, Turki. Liverpool yang ketinggalan 3-0 di babak pertama berhasil menyamakan kedudukan jadi 3-3 di babak kedua.

Alonso mencetak gol penyeimbang pada menit ke-60 setelah berhasil me-rebound tendangan penaltinya yang sempat ditepis kiper Milan, Dida.

Hingga detik ini, final itu menjadi momentum yang sulit dilupakan Alonso. Ia juga mendedikasikan kiprahnya di Liga Inggris hanya untuk Liverpool. Hal itu diungkap Alonso saat memutuskan pindah dari Real Madrid ke Bayern Munich musim ini.

''Saya memiliki lima tahun yang hebat bersama Liverpool dan saya hanya akan menjaga memori ini seperti ini. Minat datang dari Bayern di dua pekan terakhir dan itulah keputusan yang benar,'' kata Alonso yang akhir musim lalu dikaitkan dengan Manchester United.

Bermain selama lima tahun di Anfield, selain Piala Champion Alonso turut mempersembahkan 1 Piala Super Eropa, 1 piala FA dan 1 Community Shield bagi Liverpool. Sebetulnya, Alonso bisa mempersembahkan Piala Champion kedua bagi Si Merah pada musim 2006/2007.

Namun, dalam laga final yang digelar di Athena, Yunani pada 23 Mei 2007 itu dimenangkan Milan 2-1.

Pada musim 2009/2010, Si Merah melepas Alonso ke Real Madrid dengan harga 30 juta poundsterling.

Palang Tengah Real Madrid

Xabi Alonso merupakan pemakai nomor jersey 14 di Real Madrid dari Liverpool pada 5 Agustus 2009. Ia merupakan otak dari permainan los galacticos walau diplot sebagai gelandang bertahan. Operan-operan Alonso sebagai gelandang bertahan yang membantu serangan Real Madrid untuk memenangkan Piala Champion (2014), Piala Super Eropa (2014), juara La Liga (2012), Piala Raja (2011 dan 2014), dan Piala Super Spanyol (2012).

Maha pentingnya peran Alonso di lapangan tengah Real Madrid diakui mantan presiden klub tersebut, Jorge Valdano. Menurut Valdano, Alonso memiliki posisi yang sentral di dalam skema permainan pelatih Carlo Ancelotti. Los blancos, kata Valdano, membutuhkan Alonso bukan hanya karena posisinya tetapi juga sikapnya.

''Dia adalah pemain yang sangat cerdas dan memberi keyakinan dia mampu menjaga seluruh tim layaknya seorang penggembala,'' tukas Valdano dalam wawancara dengan media massa lokal di Spanyol.

Selama empat musim penuh bermain bersama Real Madrid, Alonso bermain di 236 pertandingan dengan torehan 6 gol. Berdasarkan akumulasi statistik dari situs Real Madrid, Alonso memiliki umpan berbuah gol atau assists sebanyak 23 kali.

Alonso terdata mengoper bola dengan sukses sebanyak 12.312 kali dan sukses melakukan tekel hingga sebanyak 1638 kali.

Ketika Real Madrid menarik Toni Kroos dari Bayern Munich awal musim ini, Alonso mulai memikirkan untuk mencari klub baru. Bagian timnas Spanyol yang memenangkan Piala Eropa dan Piala Dunia itu pun memilih bergabung dengan mantan arsitek Barcelona, Josep Guardiola, di Bayern Munich.

''Saya punya waktu yang sangat hebat di sini, kami memenangkan banyak hal besar dan sekarang sebuah babak baru terbuka bagi saya...Klub (Real Madrid) tidak menginginkan saya pergi. Ini adalah keputusan saya dan saya meminta mereka untuk mengerti,'' tukas Alonso mengenai pilihannya pindah ke Munich.

Akhirnya, Alonso pun bergabung ke Munich dengan harga 5 juta poundsterling pada 29 Agustus 2014.

Menutup Lubang Munich

Alonso memulai debut bersama Munich dalam laga bundesliga di kandang Schalke 04 (30/8). Ia bertandem dengan Sebastian Rode menjaga lapangan tengah Munich dalam laga yang berakhir imbang, 1-1 itu. Walaupun bermain di kandang lawan, Alonso dkk berhasil mendominasi penguasaan bola 69-31.

''Dia memiliki berkantong-kantong pengalaman dan sebuah kepribadian yang besar,'' ujar Guardiola mengenai alasannya menarik Alonso dari Madrid. ''Kami membutuhkan seorang pemain dengan visi dan kualitas seperti dia. Saya tahu dia sudah 32 (tahun) tetapi tidak masalah untuk posisinya, dimana kamu membutuhkan pemain yang cerdas.''

Dari delapan pertandingan Munich di semua kompetisi, Alonso baru absen sekali saat klub ibu kota Jerman itu bertandang ke markas Hamburger SV (20/9). Laga itu berakhir imbang 0-0. Alonso menjadi pilihan utama Josep Guardiola sebagai pengatur serangan saat pemain-pemain inti Munich cedera, termasuk gelandang yang membawa Jerman juara piala dunia 2014, Bastian Schweinsteiger.

Alonso terbukti mampu menutup lubang Munich yang ditinggalkan pemain-pemain inti karena cedera. Dari tujuh laga yang dilakoni Alonso, Munich selalu menang--kecuali di laga awal versus Schalke. Alonso jenderal baru lapangan tengah klub Bavaria.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER