INVESTIGASI PIALA DUNIA

Platini Angkat Bicara Terkait Kasus Garcia

CNN Indonesia
Selasa, 07 Okt 2014 17:12 WIB
Sikap FIFA untuk tidak mempublikasikan hasil investigasi proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 mendapatkan tentangan dari Michel Platini.
Presiden UEFA, Michel Platini, menginginkan agar hasil investigasi proses pencalonan tuan rumah Piala 2018 dan 2022 diungkap ke publik. (Reuters/Eric Galliard)
Jakarta, CNN Indonesia -- Michel Platini akhirnya angkat bicara terkait penolakan FIFA untuk mempublikasikan laporan investigasi terkait proses pengajuan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

"Selama peraturan dalam kode etik FIFA terkait investigasi dilaksanakan, saya mendukung jika laporan (Michael) Garcia tersebut dipublikasikan," ujar Platini kepada CNN, Kamis (2/10) lalu. "Saya tidak memiliki masalah jika penemuan dan rekomendasi dibeberkan ke publik," tegas Presiden UEFA tersebut.

Sebelumnya, FIFA menginstruksikan penyelidik independen Michael Garcia untuk menelusuri proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, terkait tuduhan suap pada anggota komite pemilihan. Laporan tersebut diserahkan pada FIFA pada Juli 2014 lalu dan Presiden FIFA Sepp Blatter telah menyatakan laporan tersebut tidak akan dipublikasikan ke publik dengan alasan menjaga keamanan saksi mata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Komite Pertimbangan Etik FIFA, Hans-Joachim Eckert, direncanakan akan mengumumkan keputusan akhir FIFA pada tahun depan.

Garcia, seorang pengacara dari Amerika Serikat, adalah satu di antara beberapa pihak yang mendorong agar FIFA mempublikasikan laporan tersebut.

Dengan mengeluarkan pernyataan itu, Platini menjadikan dirinya sebagai tokoh sepakbola tertinggi yang menentang keputusan Blatter untuk merahasiakan laporan tersebut.

"Presiden (Platini) bersikap tenang menyikapi isu ini, baik terkait dengan investigasi itu sendiri maupun proses yang menuju investigasi tersebut," ujar Kepala Humas UEFA, Pedro Pinto kepada CNN.

"Setelah ia (Platini) bertemu dengan Tuan Garcia awal tahun ini, Presiden menyatakan ia menyukai pembicaraan dengan Garcia, dan menganggap tim mereka bersikap objektif, konkret, dan tegas." lanjut Pedro.

Platini, yang secara terbuka mengatakan ia mendukung Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022, merasa yakin FIFA perlu lebih transparan dalam sikapnya.

Pria berusia 59 tahun ini dengan jelas mengutarakan pandangannya terhadap FIFA saat pidatonya di Monaco, Agustus lalu.

"Kita semua ingin FIFA yang berfungsi lebih baik, yaitu dengan menjadi lebih transparan, menunjukkan solidaritas, dan lebih menghargai para penggemar sepakbola," ujar Platini.

Meskipun menolak ketika ditanya tentang pengajuan diri sebagai presiden FIFA pada pemilihan tahun depan, Platini mengungkapkan ia akan berusaha berkontribusi untuk FIFA yang lebih transparan.

Dukungan Platini terhadap dipublikasikannya laporan Garcia juga mendapat dukungan dari anggota eksekutif komite lainnya.

Sunil Gulati, presiden asosiasi sepakbola Amerika Serikat, misalnya, juga turut mendorong FIFA mempublikasikan laporan Garcia, sama seperti wakil presiden FIFA Jim Boyce dari Irlandia Utara dan Pangeran Ali bin al-Hussein dari Yordania.

Akan tetapi, dukungan pada sikap Blatter yang enggan membeberkan laporan Garcia ke publik juga muncul.

Marco Viiliger, direktur hukum FIFA, mengatakan kerahasiaan saksi akan sulit dipertahankan jika laporan Garcia dibuka ke publik.

"Kode etik FIFA berdasarkan pada prinsip yang pasti, salah satunya adalah kerahasiaan," ujar Villiger kepada wartawan.

"Kerjasama antara saksi dan komite etik didasarkan pada kerahasiaan. Jika tidak, mungkin mereka tidak akan bekerjasama dengan kami," lanjut Villiger seraya menambahkan bahwa terdapat 75 saksi yang terlibat dalam investigasi Garcia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER