FORMULA 1

Rivalitas Mercedes Ulangi McLaren 1988

CNN Indonesia
Selasa, 14 Okt 2014 14:27 WIB
Rivalitas Ayrton Senna dan Alain prost selalu dikenang sebagai salah satu persaingan terhebat dalam sejarah F1. Hamilton dan Rosberg berpeluang mengulanginya.
Dua pebalap Mercedes, Nico Rosberg (kanan) dan Lewis Hamilton. Persaingan keduanya mengingatkan kita pada rivalitas Ayrton Senna dan Alain Prost di McLaren musim 1988. (REUTERS/Maxim Shemetov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Podium satu-dua yang diraih duo pebalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, dalam Grand Prix F1 Rusia, Minggu (12/10), mengukuhkan tim balap asal Jerman itu sebagai juara dunia konstruktor.

Di sisi lain, Hamilton dan Rosberg kembali mengingatkan penggemar F1 pada tim McLaren musim 1988. Persaingan dua pebalap McLaren yang kala itu menggunakan mesin Honda, Ayrton Senna dan Alain prost, selalu dikenang sebagai salah satu persaingan terhebat dalam sejarah F1.

Pada musim balap ke-39 itu, McLaren menjadi juara dunia konstruktor. Selain itu Senna dan Prost juga bersaing ketat menjadi juara dunia. Di akhir musim, Senna akhirnya mengungguli Prost dengan selisih tiga poin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga seri balap ke-16 musim ini, Hamilton dan Rosberg hanya terpaut 17 poin. Hamilton telah mengumpulkan 291 poin (9 kali kemenangan), sedangkan Rosberg 274 (4 kali kemenangan).

Setelah Mercedes meraih gelar juara dunia konstruktor, persaingan Hamilton dengan Rosberg bisa mengulang sejarah lebih dari dua dasawarsa lalu. Satu hal lain yang terkenang dari rivalitas Senna dengan Prost musim 1988, persaingan itu berlangsung keras hingga menyentuh hubungan personal keduanya.

"Masih belum!" ujar Hamilton ketika para wartawan mempertanyakan kemungkinan persaingan musim 1988 terulang. "Tapi, Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi," sambungnya.

Saling Sikut di Sirkuit

Persaingan Senna dan Prost sudah terjadi sejak awal musim. Kedua pebalap itu saling bergantian memenangi seri grand prix. Mereka silih berganti mengisi podium pertama atau kedua dari setiap seri GP.

Senna meraih kemenangan delapan kali, dan tiga kali merebut podium kedua. Sedangkan Prost berdiri di podium pertama sebanyak tujuh kali, dengan tujuh kali lainnya di podium kedua.

Dari 16 seri, kedua pebalap itu hanya gagal meraih kemenangan satu kali, di Sirkuit Monza, Italia, 11 September 1984. Pada seri GP ke-12 itu, pebalap asal Austria, Gerhard Berger, dari tim Ferrari yang berdiri di podium pertama.

Catatannya, saat itu dua pebalap McLaren gagal finish. Prost dan Senna harus mundur dari arena balap. Namun, Senna tercatat berada di urutan ke-10 karena telah menyelesaikan 90 persen balapan.

Saling sikut Senna dan Prost paling terkenal terjadi di Sirkuit Estoril, Portugal, 25 September 1988. Pebalap Brasil itu memepet Prost hingga merapat ke tembok pit pada kecepatan 290 kilometer per jam. Usai balapan, Prost marah kepada Senna atas manuver berbahaya itu.

Prost menang di seri balap Portugal, sementara Senna berada di urutan keenam setelah mengalami masalah di mobil MP4/4 yang dikendarainya.

Rivalitas Senna dengan Prost tetap berlangsung meski keduanya sudah berbeda tim. Ketika Prost pensiun, Senna mengakui persaingan keduanya menjadi salah satu motivasi dalam balapan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER