Jakarta, CNN Indonesia -- Pertandingan Kualifikasi Piala Eropa 2016 antara Serbia melawan Albania di Stadion Partizan, Beograd, Selasa (14/10) waktu setempat, dihentikan sebelum babak pertama berakhir menyusul kerusuhan yang melibatkan pemain, ofisial tim, dan suporter.
Tensi jelang pertandingan Grup I ini memang sudah memanas sebelum laga dimainkan. Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA) melarang suporter Albania hadir di Stadion Partizan menyusul tidak harmonisnya hubungan kedua negara.
Awalnya, pertandingan berjalan dengan normal. Namun, situasi berubah saat laga memasuki menit ke-42. Sebuah quadcopter membawa spanduk bergambarkan lambang negara Albania mengganggu jalannya pertandingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah terbang cukup lama di sekitar Stadion Partizan, spanduk itu ditangkap bek Serbia, Stefan Mitrovic. sejumlah pemain tuan rumah kemudian berusaha menyingkirkan spanduk yang disebut bendera Greater Albania.
Tindakan Mitrovic dan kawan-kawan membuat para pemain Albania marah. Mereka tidak senang melihat sikap tidak menghormati para pemain Serbia. Kerusuhan pun pecah. Baku hantam antar pemain dan ofisial tim tidak terelakkan.
Situasi semakin tidak terkendali setelah suporter tuan rumah masuk ke lapangan dan memukuli pemain Albania. Pihak kepolisian harus bekerja keras mengeluarkan pemain Albania dari lapangan.
Setelah melakukan diskusi dengan kedua tim, wasit asal Inggris, Martin Atkinson, memutuskan untuk menghentikan pertandingan.
"Saya melihat pemain kami dipukuli, bahkan hingga lorong stadion. Penjaga stadion juga ikut memukuli. Tim kami sedang tidak dalam kondisi fisik dan psikologi tepat untuk melanjutkan pertandingan," ujar kapten Albania, Lorik Cana, kepada televisi lokal seperti dilansir
Reuters.
Provokasi politikTensi panas Serbia dengan Albania melibatkan perebutan wilayah Kosovo. Pada 1999, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melancarkan serangan udara selama 78 hari untuk menghentikan pembunuhan dan pengusiran etnis Albania di Kosovo oleh pasukan Serbia.
Menteri Luar Negeri Serbia, Ivica Dacic, mengatakan apa yang terjadi di pertandingan melawan Albania adalah provokasi politik. Terlebih, pada spanduk yang terbang di Stadion Partizan terdapat tulisan 'Penduduk Asli'.
"Pertanyaan utama saya adalah, bagaimana Uni Eropa dan UEFA akan bertindak, karena jika ada orang Serbia mengibarkan bendera Greater Serbia di Tirana atau Pristina (ibu kota Kosovo), maka akan menjadi agenda Dewan Keamanan Uni Eropa," ucap Dadic.
Kapten Serbia, Branislav Ivanovic, mengatakan, timnya sudah berusaha melindungi pemain Albania dan ingin pertandingan dilanjutkan.
"Situasinya tidak bisa dipahami saat ini. Yang bisa saya katakan adalah, kami ingin melanjutkan pertandingan dan kami berusaha melindungi pemain Albania setelah kericuhan terjadi," ujar Ivanovic.