Jakarta, CNN Indonesia -- Investasi terhadap olahraga menjadi primadona baru hartawan di India. Mohit Burman, 44, yang menjadi pewaris kekayaan keluarga Burman, mengakuisisi klub-klub olahraga sebagai salah satu pelabuhan hartanya sejak 2008 lalu.
Ia mengakuisisi kepemilikan tim kriket Kings XI Punjab yang bermain di Liga Primer India (IPL). Liga itu dijalankan konsorsium Reliance Industries yang dimiliki orang terkaya India, Mukesh Ambani.
Majalah
Forbes menahbiskan Ambani sebagai orang terkaya India selama delapan tahun berturut-turut hingga saat ini. Kekayaannya diprediksi mencapai 200 juta dolar AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burman tidak hanya mengakusisi Kings XI Punjab. Anak dari keluarga terkaya peringkat 18 di India itu juga memiliki tim hoki Mumbai Magicians dan tim bulu tangkis Pune Pistons.
Mumbai Magicians telah dilepas Burman pada September 2014 lalu karena secara finansial tidak lagi menguntungkan.
Dalam sebuah wawancara dengan media massa lokal beberapa saat lalu, Burman mengakui iming-iming keuntungan serta simbol status menjadi dasar terjun ke investasi olahraga.
"Kriket di India itu sudah seperti agama yang diikuti banyak orang," ujar Burman.
Ambani dan istrinya, Nita, membeli waralaba tim kriket Mumbai Indians dengan tebusan lebih dari 110 juta dolar AS, 2008 lalu. Kini harga tim itu diestimasi meningkat hingga sekitar 200 juta dolar.
IPL telah menghasilkan keuntungan hingga 3,2 miliar dolar AS dari pendapatan sponsor dan penyiaran.
Selain Burman dan Ambani, masih ada miliuner India lainnya yang mengakuisisi tim olahraga. Beberapa di antaranya GM Rao yang mengakuisisi klub kriket, Delhi Daredevils, dan taipan media Kalanithi Maran yang memiliki Sunrisers Hyderabad.
Setelah kriket, hoki, dan bulu tangkis, para hartawan India kini melirik olahraga terpopuler sejagat, sepak bola. Reliances Industries, bekerja sama dengan International Management Group dari Amerika Serikat, mengelola Liga Super India (ISL).
Ada delapan tim di ISL, yang akan bermain selama tiga bulan hingga Desember 2014. Delapan klub itu mengambil waralaba dari klub-klub besar Eropa.
Mantan kapten kriket India, Sourv Ganguly, bersama penguasaha Sanjeev Goenka, membeli francise Atletico Madrid untuk klub di kota asalnya, Kolkata.
Sistem waralaba diperkirakan berkisar antara 2-3 juta dolar AS untuk jangka 10 tahun. Kolkata diyakini sebagai klub yang paling mahal.
Pembentukan status lewat kepemilikan klub diakui analis olahraga India, Ayaz Memon. Namun, lanjut Memon, perjalanan ISL yang hanya berjalan tiga bulan tidak berarti dapat mengangkat prestasi sepak bola India di tingkat internasional.
"Kesuksesan liga akan dinilai berhasil jika dapat mengembangkan pemain domestik. Dan itu masih belum terlihat," ucap Memon.
Animo memiliki sebuah klub olahraga nyatanya tidak hanya terpaku pada olahraga modern. Klub olahraga tradisional seperti Kabaddi pun menjadi idola para hartawan India.
Anand Mahindra, yang berada di peringkat ke-74 orang terkaya India versi Forbes, membuat Liga Kabaddi Profesional sejak Maret lalu.
Liga itu diikuti pula oleh klub-klub yang diakusisi hartawan India, seperti pengusaha retail Kishore Biyani dan bankir Uday Kotak.