New York, CNN Indonesia -- Pelari putra Kenya, Wilson Kipsang mengikuti jejak rekan senegarannya, Mari Keitany, untuk menerobos angin New York yang dingin dan memenangkan satu dari beberapa lomba maraton paling bergengsi di dunia.
Kipsang, sang juara Maraton London, ini berlomba di New York untuk pertama kali. Pada jarak dua mil terakhir (kurang lebih 3,2 km) ia berlari berdampingan dengan pelari Etiopia, Lelisa Desisa.
Pada setengah mil terakhir, Desisa sebenarnya sempat melaju lebih kencang dari Kipsang, namun pelari Kenya itu menambah kecepatannya di putaran akhir dan menyelesaikan lomba berjarak 42,2 km tersebut di posisi pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan waktu tak resmi menunjukkan bahwa Kipsang memenangkan lomba dengan waktu dua jam 10 menit dan 59 detik.
Desisa, pemenang Maraton Boston 2013, berada di posisi kedua terpaut tujuh detik dari Kipsang, sementara di tempat ketiga ada pelari Etiopia lainnya yang juga juara New York Maraton 2010, Gebre Gebremariam, dengan catatan waktu 2:12:13.
Tak hanya memenangkan medali, Kipsang juga menggondol uang hadiah senilai US$ 600 ribu.
Nilai hadiah ini tersebut didapatkan dari dua perhitungan, yaitu US$ 100 ribu karena memenangkan lomba Maraton New York, sementara US$ 500 ribu lainnya dari hadiah menjadi Juara Dunia Maraton.
Pada lomba di sektor putri, pemenang London Marathon 2012, Keitany juga menang dengan dramatis.
Keitany, yang raihan terbaiknya di New York adalah meraih tempat ketiga pada 2011, mengalahkan rekan senegaranya, Jemima Sumgong, pada jarak 1,5 mil menjelang akhir lomba. Sebelumnya, kedua pelari berduel dengan kecepatan lari yang sama.
Catatan waktu menunjukkan bahwa Keitany menyelesaikan lomba dalam dua jam, 25 menit dan tujuh detik.
Sumgong selesai hanya terpaut tiga detik di belakang Keitanya sehingga membuat lomba ini yang paling ketat dalam sejarah Maraton New York.
Pelari Portugal yang berlomba di New York untuk pertama kalinya, Sara Moreira, berada di urutan ketiga dengan catatan 2:25:59.