FORMULA 1

Eddie Jordan Soroti Kegagalan Finansial F1

CNN Indonesia
Rabu, 05 Nov 2014 01:49 WIB
Pendiri mantan tim F1, Eddie Jordan, berkata bahwa sistem pembagian uang hadiah dan bonus di Formula 1 tidak adil dan mengecewakan tim-tim kecil.
Eddie Jordan berkata bahwa banyak pihak harus bertanggung jawab karena ada dua tim yang mengalami pailit. (Getty Images/Mark Thompson)
Austin, CNN Indonesia -- Mantan pemilik tim Formula 1 Jordan, Eddie, berkata bahwa ajang balapan jet darat tersebut telah mengecewakan tim kecil dan mesti berkaca karena telah membuat beberapa tim mengalami kebangkrutan.

Tim Jordan sendiri adalah tim yang memberikan mantan juara dunia, Michael Schumacher, kesempatan untuk debut pada 1991.

"Saya muak dengan cara Formula 1 dijalankan saat ini," kata pengusaha Irlandia tersebut kepada Reuters seusai Grand Prix Amerika Serikat.
Tim-tim kecil telah dibohongi dengan janji-janji tentang adanya pembatasan biaya maksimal.Eddie Jordan


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini tidak adil...bisnis balapan adalah tentang kompetisi yang adil dan terlihat adil. Saat ini bukan seperti itu kondisinya.

"Tanpa tim-tim kecil Anda akan kehilangan dasar dari Formula 1," kata Jordan saat menjadi komentator televisi pada balapan GP Amerika Serikat. "Sangat memalukan cara mereka diperlakukan saat ini."

Pernyataan Jordan ini melengkapi rentetan pernyataan yang dikeluarkan beberapa petinggi tim F1 tentang pembagian pendapatan yang tidak seimbang, dengan tim besar yang tak hanya mendapatkan porsi hadiah lebih besar namun juga memperoleh bonus.

Pada laporan yang dikeluarkan majalah Autosport edisi terbaru, tertera bahwa Ferrari mendapatkan US$ 166 juta pada 2013 sementara Marussia hanya dibayar US$ 10 juta dan Caterham US$ 31 juta.

Sebelum GP Amerika Serikat, baik Marussia maupun Caterham menyatakan diri bangkrut dan tidak mengikuti balapan.

Pernyataan dari tim Caterham pada Jumat (31/10) lalu memaparkan bahwa nasib tim masih akan terkatung-katung hingga dua minggu ke depan, sementara gaji kurang lebih 200 staff Marussia baru dibayar hingga Oktober ini.

Kedua tim pun memiliki tumpukan utang dengan meningkatnya biaya untuk mengikuti balapan tahun ini serta biaya pembelian mesin.

Kedua tim tersebut resmi ikut serta balapan Formula 1 pada 2010, ketika penyelenggara menjanjikan akan adanya pembatasan anggaran biaya maksimal. Namun hingga kini tak pernah ada peraturan yang khusus mengatur masalah itu.

Jordan juga mengkritik sistem pemberian bonus yang perhitungannya didasarkan pada sejarah keikutsertaan tim di Formula 1 dan berkata bahwa sistem seperti itu sepenuhnya salah.

"Tim-tim kecil telah dibohongi dengan janji-janji tentang adanya pembatasan biaya maksimal...yang tak pernah terwujud. Tidak ada yang memperhatikan hal tersebut," urai Jordan.

"Banyak orang harus bertanggung jawab atas tim-tim ini. Sangat memalukan cara mereka menangani kolega kami."

Sebagai tim, Jordan pernah memenangkan empat balapan dan pada 1999 pernah berada di posisi tiga klasemen dengan memiliki juara dunia 1996 Damon Hill dan pembalap Jerman, Heinz-Harald Frentzen sebagai pembalap.

Pengusaha Irlandia itu lalu menjual tim Jordan, dan tim tersebut melalui berbagai perubahan hingga kini bernama Force India.

Jordan juga menunjukkan bahwa banyak juara dunia pada 25 tahun terakhir memulai karier mereka dengan tim kecil, demikian pula para ahli seperti Adrian Newey dan Ross Brawn.

"Apa yang terjadi pada Formula 1 sehingga mereka tidak bisa menjaga seasama mereka? Apa yang terjadi pada olahraga kami, sehingga ada dua tim yang dibiarkan tidak bisa menyelesaikan balapan hingga akhir musim, padahal mereka dijanjikan uang hadiah dan semacamnya?" katanya.

"Seharusnya ada mekanisme yang bisa menghindarkan terjadinya peristiwa memalukan ini. Tentu memungkinkan untuk memberi mereka bantuan saat ini?"
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER