Jakarta, CNN Indonesia -- Penyidik independen yang diminta FIFA untuk menyelidiki dugaan suap dalam proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia, Michael Garcia, berkata bahwa FIFA salah menginterpretasi kesimpulan laporan penyelidikannya.
Garcia, seorang mantan pengacara dari New York, Amerika Serikat, telah menghabiskan waktu 18 bulan untuk menyelidiki proses pemilihan penyelenggara Piala Dunia 2018 dan 2022 yang akhirnya jatuh ke tangan Rusia dan Qatar.
Setelah hakim Hans-Joachim Eckert mengeluarkan laporan setebal 42 halaman yang menyatakan bahwa hasil investigasi tidak memberikan bukti cukup kuat untuk membuka kembali proses pencalonan tuan rumah, Garcia dengan marah berkata bahwa laporan FIFA tidak sesuai dengan penemuannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporan yang disampaikan FIFA hari ini mengandung banyak materi yang salah dan juga interpretasi yang salah," ujar Garcia yang mewawancarai lebih dari 75 saksi dan mengumpulkan bukti dari sembilan negara calon tuan rumah saat melakukan penyidikan.
Garcia lalu berkata bahwa ia akan melakukan banding ke Komite Etik FIFA.
Meski menjanjikan tidak akan mengumumkan nama-nama pemberi keterangan agar mereka mau menyerahkan bukti, Garcia sendiri mendorong agar FIFA mempublikasikan hasil penelitiannya yang sebanyak 430 halaman.
FIFA, melalui Eckert, lalu hanya mengeluarkan laporan kesimpulan sebanyak 42 halaman, dan menjanjikan bahwa individu-individu yang bersalah akan dihukum pada musim semi selanjutnya.
Isu ini juga membuat Komite Eksekutif FIFA terbelah, dengan beberapa anggota menginginkan agar laporan dipublikasikan selengkap-lengkapnya.
Beberapa anggota Komite yang meminta hasil tersebut adalah presiden Federasi Sepak Bola Eropa, Michel Platini, perwakilan dari Britania Raya, Jim Boyce, dan juga perwakilan Amerika Serikat, Sunil Gulati.