BAHAYA DI SEPAK BOLA

Menyundul Bola Berbahaya Bagi Anak-Anak

CNN Indonesia
Kamis, 13 Nov 2014 19:05 WIB
Cedera dalam sepak bola bukan hanya soal benturan di lapangan, namun juga tentang cedera tak terlihat yang terus berulang dan bisa berakibat fatal.
Menurut penelitian, menyundul bola 1000-1500 kali dalam setahun bisa menyebabkan kerusakan pada otak. (Getty Images/Gonzalo Arroyo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Cedera merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan di dunia sepakbola yang bisa menguburkan harapan seseorang untuk tampil di laga-laga penting, bahkan hingga mengakhiri karir seorang pemain.

Misalnya saja satu pemain andalan Jerman, Marco Reus, yang harus mengubur harapannya untuk berlaga pada Piala Dunia 2014 lalu di Brazil. Atau, pemain yang dianggap akan menjadi masa depan sepakbola Spanyol, Ruben de la Red, yang akhirnya harus pensiun dini akibat masalah pada hatinya.

Selain cedera-cedera umum seperti tulang patah, terkilir, atau cedera otot, ataupun penyakit bawaan seperti jantung dan hati, masih ada bahaya tersembunyi yang membayang-bayangi para pesepakbola.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu peneliti dari Universitas Purdue, Amerika Serikat, Eric Nauman, mengatakan ada bahaya tersembunyi dari 'kegiatan rutin' di sepakbola seperti menyundul bola.

Meski rata-rata benturan yang diakibatkan oleh sundulan masih dalam batas yang relatif aman, namun jika benturan terjadi terus-menerus, ada potensi cedera pada otak pemain yang 'rajin' menyundul bola.

"Jika seorang pemain berlatih terus-menerus menyundul bola, katakanlah 100 sundulan per harinya, potensi cedera akan muncul. Bahkan penjaga gawang yang terus-menerus menjatuhkan diri di bidang yang keras dapat menimbulkan masalah," ujar Neuman, seperti dilansir dari Guardian.

"Kebanyakan 'tekanan' benturan pada sepak bola adalah di bawah 20 gram, yang seharusnya tidak menyebabkan masalah."

"Tetapi jika beban bertambah hingga 30 atau 40 gram, dan berlangsung terus-menerus, maka itu akan menjadi masalah," ujar Neuman melanjutkan.

Bahaya Bagi Anak-Anak

Bahaya menyundul bola ini lebih rentan pada anak-anak karena otot leher mereka belum berkembang sepenuhnya, demikian pula dengan bahaya pada otak.

Hal ini diutarakan oleh Dr Michael Grey, peneliti Saraf Motorik di Sekolah Olahraga Universitas Birmingham.

Selain itu, beberapa dokter ternama di Inggris juga telah mengingatkan tentang bahaya menyundul pada anak-anak, setelah hasil pindai menunjukkan ada bagian otak pemain sepak bola profesional yang rusak karena menyundul bola.

Beberapa sekolah di Amerika Serikat juga telah melarang siswanya menyundul bola ketika bermain sepak bola.

"Bukan berarti anak-anak harus berhenti bermain bola. Namun, kami harus melihat ulang cara kami melatih anak-anak," ujar Grey seperti dilansir Telegraph. "Kami tidak tahu usia yang tepat otot leher anak-anak bisa berkembang penuh untuk memiliki kekuatan untuk menyundul."

'Ketika kepala terkena bola, otak mulai bergoyang dan berotasi. Lalu, benturan dengan tulang tengkorak menyebabkan kerusakan tambahan."
 
Satu penelitian juga menunjukkan bahwa melakukan sundulan 1000 - 1500 kali dalam satu tahun diasosiaskan dengan cedera otak yang parah.

Isu Cedera Kepala di Sepak Bola

Cedera kepala di dunia sepakbola sendiri, sempat menimpa penjaga gawang Chelsea, Petr Chech, yang bertabrakan dengan pemain Reading, Alan Hunt, 14 Oktober 2006 silam.

Selain Cech, penjaga gawang Tottenham Hotspur, Hugo Lloris, dan penjaga gawang Chelsea lainnya, Thibaut Courtois, juga pernah mengalami cedera kepala karena bertabrakan dengan pemain lain.

Di dunia sepakbola sendiri, sudah banyak pemain yang meninggal dunia di tengah lapangan. karena sebab-sebab yang 'terlewatkan' oleh tenaga medis sebelum pertandingan dimulai.

Kasus terbesar diantaranya melibatkan pemain internasional Kamerun, Marc-Vivien Foe, yang tiba-tiba jatuh di Piala Konfederasi FIFA 2003 silam lalu. Selain itu, pemain Benfica, Miklos Feher, juga menjadi salah satu bintang terkenal yang meninggal di lapangan hijau.

Terakhir kali kematian di lapangan hijau, tercatat terjadi India, saat Peter Biaksangzuala, mencetak gol dan kemudian merayakannya dengan aksi akrobatik. Namun ia justru mendarat dengan kepalanya, dan tidak bergerak.

Biaksangzuala sempat melewatkan lima hari di rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER