London, CNN Indonesia -- CEO ATP, Chris Kermode, berkata bahwa sejak diselenggarakan di London pada 2009, turnamen tenis ATP terselenggara dengan baik dan bahwa olahraga tenis sangat diterima di Inggris.
Sistem penyelenggaran dua sesi pertandingan dalam satu hari juga selalu ramai didatangi penonton.
Namun, Kermode dan timnya akan terus berdiskusi mengenai tempat penyelenggaraan pada tahun 2016 dan seterusnya. "Diskusi untuk lokasi ATP 2016 akan dimulai pada bulan Maret atau April tahun depan," ujar Kermode.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ATP sendiri memiliki kontrak untuk tetap menyelenggarakan turnamen penutup musim tersebut di London hingga 2015.
Kermode mengaku sejauh ini sudah ada sekitar empat negara yang menawarkan diri untuk menjadi lokasi penyelenggaraan ATP. "Hal ini adalah bukti kalau turnamen ini diminati banyak negara," kata Kermode.
Menurut berita yang dikutip dari di Telegraph, negara-negara yang menjadi kandidat turnamen ATP antara lain ialah Shanghai, Beijing, Doha, dan Dubai. Ditulis Telegraph, Amerika Latin sebenarnya juga ingin menjadi tuan rumah turnamen, tetapi tidak memiliki persyaratan yang cukup.
Selain menerima masukan mengenai lokasi turnamen, Kermode juga banyak menerima saran mengenai perubahan permukaan lapangan pertandingan.
Sebelumnya, Rafael Nadal mengatakan kepada Kermode bahwa ia ingin bermain di lapangan tanah liat, bukan di lapangan keras (
hard court).
"Aturan memang membolehkan perubahan lapangan di akhir musim setiap tahun. Mungkin nanti ada pertandingan di semen atau di tanah liat. Saya akan mempertimbangkan saran itu," kata Kermode.
Sejak dimulai pada 1970, ATP World Tour Finals memang belum pernah dilangsungkan di lapangan tanah liat. Hanya sekali ATP dilangsungkan di lapangan rumput, yaitu saat diselenggarakan di Melbourne pada 1974.