Glasgow, CNN Indonesia -- Manajer Inggris, Roy Hodgson, memilih untuk mengabaikan rivalitas antara Inggris dan Skotlandia, dengan mengatakan pertandingan persahabatan antara keduanya, Selasa (18/11) hanyalah pertandingan biasa, meski atmosfer di Celtic Park mungkin akan menunjukkan hal berbeda.
Pertandingan antara keduanya selalu menjadi pusat perhatian, kendati sejak 1989 kedua negara ini baru bertemu sebanyak empat kali. Pertandingan terakhir antara keduanya juga terjadi 15 bulan yang lalu, saat Inggris keluar sebagai pemenang di Wembley dengan skor 3-2.
Sedangkan pertemuan terakhir yang diadakan di Skotlandia, terjadi 15 tahun yang lalu, pada saat Inggris memenangi leg pertama babak play-off Piala Eropa 2000 di Hampden Park.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanyai tentang atmosfer penoton dan permainan, Hodgson sendiri berkata bahwa pertandingan yang akan dilangsungkan di Hampden Park ini akan berlangsung dalam 'nuansa persahabatan."
"Kenapa tidak? Saya tidak mengerti, mengapa tidak? Pertandingan di Wembley pada tahun lalu sangatlah fantastis bagi kami, bagi saya itu adalah pertandingan persahabatan yang kami mau," ujar Hodgson.
"Lolos dari babak kualifikasi (Piala Eropa 2016) tentunya merupakan tujuan utama kami, tetapi kami juga mencoba untuk mencari tim yang akan menguji kekuatan kami (dalam laga persahabatan), menyiapkan kami akan pertandingan-pertandingan yang akan datang."
"Saya tidak akan mengambil sikap 'memusuhi Skotlandia' atau berkata bahwa 'mereka tidak menyukai kita', karena sepanjang hidup, saya belum pernah mengalami hal seperti itu," ucap Hodgson.
Rivalitas antara kedua negara tersebut berlangsung sejak 142 tahun yang lalu, sejak saat itu Inggris telah menang 46 kali, sedangkan Skotlandia 41 kali kemenangan, dalam pertemuan antara 'dua saudara' tersebut.
Meski Hodgson berkata bahwa pertemuan kedua negara akan dilangsungkan dalam nuansa persahabatan, polisi Skotlandia sendiri tidak mengambil resiko.
Kepala pengawas pertandingan, Andy Bates, juga berkata bahwa polisi akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi konflik seperti yang pernah terjadi di Hampden Park pada 1999. Kala itu, 230 orang ditahan karena adanya kerusuhan di dalam stadion dan pusat kota.
Namun jika Hodgson memilih untuk 'mengabaikan' rivalitas antara kedua negara dan mungkin saja akan melakukan eksperimen terhadap timnya, hal sebaliknya justru dirasakan oleh manajer Skotlandia, Gordon Stratchan.
Meski mengaku menginginkan untuk mengistirahatkan sejumlah pemainnya, manajer yang pernah melatih klub Inggris seperti Coventry City, Southampton, dan Middlesbrough ini justru mendapatkan para pemainnya 'bersemangat' untuk tampil.
"Saya memiliki ide ini (mengistirahatkan pemain kunci) beberapa hari yang lalu, tetapi para pemain yang tampil (menghadapi Republik Irlandia) terus-menerus menyatakan mereka cukup fit untuk bermain," ujar Stratchan seperti yang dilansir dari Telegraph.
Sebelumnya Skotlandia baru saja melewati pertandingan berat pada saat menghadapi Republik Irlandia, Sabtu (15/11), yang mereka menangi dengan skor 1-0.
Sedangkan Inggris baru saja mengatasi perlawanan Slovenia 3-1 dalam lanjutan kualifikasi Piala Eropa 2016, Minggu (16/11) di Wembley.