Tokyo, CNN Indonesia -- Sanksi larangan bertanding dalam ajang Olimpiade 2016 menjadi tamparan bagi olahraga basket di Jepang.
Atas dasar itu, Asosiasi Basket Jepang (JBA) meminta maaf kepada publik atas hukuman badan basket dunia (FIBA) tersebut.
FIBA telah mendesak JBA menghapuskan dualisme kompetisi di negara tersebut. Namun hingga tenggat waktu pada akhir Oktober lalu JBA telah gagal menyatukan dua liga basket di Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin mengucapkan permintaan maaf terdalam saya kepada para pemain dan semua yang terlibat," ujar Karteker Presiden JBA Mitsuru Maruo seperti dikutip dari
Kyodo. "Misi terbesar kami adalah mencoba secepat mungkin pelarangan tersebut dicabut."
Maruo menjadi karteker presiden JBA setelah Yasuhiko Fukatsu mundur sebagai pertanggungjawaban karena gagal mengatasi dualisme kompetisi negeri itu.
FIBA memberikan tenggat waktu kepada JBA untuk menyelesaikan kekisruhan dualisme liga negara tersebut hingga Oktober, dengan menggabungkan Liga Basket Jepang dan Liga Basket Nasional.
Namun hingga batas waktu yang ditentukan, JBA tidak berhasil menyanggupi tuntutan FIBA. FIBA lantas menugaskan tim khusus untuk mengambil alih dan menangani permasalahan di Jepang tersebut.
Maruo meminta maaf kepada para generasi muda basket Jepang. Ia meminta para penerus olahraga basket tidak putus asa dan tetap berlatih memainkan olahraga permainan tersebut.
“Kami meminta mereka tetap bekerja keras untuk masa depan basket (di Jepang)," kata Maruo.
Lihat juga: Tim Basket Jepang Terancam di Olimpiade