Sydney, CNN Indonesia -- Asosiasi Kriket Australia akan segera mengkaji ulang protokol keamanan dan perlindungan bagi para pemain kriket setelah insiden kematian atlet kriket Phillip Hughes.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Kriket Australia, James Sutherland, di hadapan wartawan saat berkunjung ke Lapangan Kriket Sydney, tempat insiden Hughes terjadi, pada Jumat (28/11).
Hughes meninggal dunia dua hari setelah kepalanya terkena lemparan bola saat mengikuti sebuah pertandingan kriket di Sydney pada Selasa (25/11). Menurut tim dokter yang menanganinya, Hughes meninggal dunia karena lemparan bola memecahkan pembuluh darah ke otaknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutherland mengaku bahwa insiden yang menimpa Hughes sangat aneh dan tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Salah satu langkah pengkajian ulang mengenai keamanan olah raga kriket yang akan dilakukan Sutherland dan timnya ialah berkonsultasi dengan pembuat aturan dan produsen keamanan olah raga ini untuk memperbaiki prosedur yang telah berlangsung selama ini.
"Ini bukan saja masalah kepentingan olah raga kriket di Australia, tetapi juga untuk kriket di seluruh dunia," ujar Sutherland.
Ketika insiden terjadi, Hughes mengenakan helm produksi Masuri tipe lama yang kerap dipakai dalam olah raga kriket.
Setelah insiden terjadi, pihak Masuri mengucapkan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga Hughes.
Dari insiden Hughes, mereka mengatakan akan menguji coba model helm baru yang memberikan perlindungan lebih baik.
Walaupun demikian, pihak Masuri mengatakan kepada
Reuters bahwa tidak ada helm yang benar-benar aman karena kemajuan teknologi terhalang oleh kurangnya penegakan standar keselamatan internasional dan ditambah juga kurang disiplinnya para olahragawan memperhatikan keamanan dalam permainan.