Madrid, CNN Indonesia -- Spanyol akan memerangi pendukung sepak bola garis keras yang sering mengganggu ketertiban dan kekacauan.
Hal itu diumumkan Menteri Olahraga Spanyol Miguel Cardenal setelah kematian seorang suporter akibat bentrokan antara pendukung garis keras sebelum laga Atletico Madrid versus Deportivo La Coruna pada akhir pekan lalu.
Pada Minggu (30/11) lalu terjadi bentrokan antara pendukung Deportivo La Coruna dan Atletico Madrid sebelum pertandingan kedua klub itu di Stadion Vicente Calderon, Madrid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pria bernama Francisco Javier Romero Taboada, 43, ditemukan tak bernyawa di sungai Manzanares yang berada tak jauh dari Calderon--kandang Atletico.
Jasad pria yang semula diidentifikasi bernama Jimmy itu ditarik otoritas dari sungai. Pendukung La Coruna itu kemudian dinyatakan tewas karena luka di kepala dan menderita hiportemia.
"Kematian ini telah membuat kami akan menyusun daftar kelompok-kelompok ultras untuk diusir dari Stadion dan akan diatur jangka waktu pelaksanaannya," kata Cardenal dalam jumpa pers usai pertemuan dengan Komisi Antikekerasan di Madrid, Senin (1/12).
Langkah lain, lanjut Cardenal, adalah menutup akses kepada pendukung-pendukung ultras untuk berkumpul--terutama di sekitar Stadion. Namun, sebelum itu dilaksanakan otoritas Spanyol akan mengidentifikasi terlebih dulu kelompok-kelompok ultras di negara tersebut.
"Kami ingin mengeliminasi elemen-elemen radikal ini dari tempat yang seharusnya sepak bola dimainkan dan di sekitarnya. Mereka tidak akan mendapatkan tempat baik di dalam maupun di luar stadion-stadion," tutur Cardenal menegaskan.
Dukungan KlubLangkah-langkah itu, kata Cardenal, telah disepakati dan menjadi komitmen dari beberapa klub peserta kompetisi sepak bola di Spanyol.
"Saya yakin (upaya) itu akan efektif," tambah Cardenal.
Real madrid dan Barcelona adalah sebagian klub yang telah menerapkan aturan privat untuk mengeliminasi kelompok-kelompok ultras menyaksikan pertandingan dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu terkait kekacauan yang menewaskan Taboada, kepolisian Madrid telah mengidentifikasi nama kelompok yang terlibat dalam perkelahian itu. Sebagian dari mereka adalah suporter ultras Rayo Vallcano (Bukaneros), Frente Atletico, Alkor Hooligans (Alcorcon), dan Riazor Blues (La Coruna).
Selain menewaskan Taboada, perkelahian itu juga melukai 11 orang termasuk seorang polisi perempuan. Polisi menahan 24 orang pada akhir pekan lalu terkait perkelahian itu. Bersama mereka polisi menyita suar, tongkat kayu, pipa besi, dan petasan.
"Item-item (yang disita) itu jelas sekali menunjukkan keinginan para kelompok ultras untuk konfrontasi," kata Menteri Keamanan Negara Spanyol Francisco Martinez.
Martinez mengatakan pihak keamanan sendiri absen mencegah perkelahian itu karena pertandingan antara Atletico dan La Coruna telah dinyatakan tidak memiliki risiko tinggi menimbulkan masalah.