Madrid, CNN Indonesia -- Otoritas Spanyol telah mengumumkan perang untuk membasmi kelompok-kelompok ultras dari sepak bola di negeri itu.
Hal itu diungkap menteri olahraga dan menteri keamanan setelah menggelar pertemuan dengan Komisi Antikekerasan di ibukota, Madrid, Senin (1/12). Keputusan itu diambil setelah seorang suporter tewas akibat perkelahian antar kelompok ultras jelang laga Atletico Madrid versus Deportivo La Coruna, Minggu (30/11).
"Ini adalah masalah sosial, bukan hanya tentang sepak bola," kata Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone seperti dikutip dari
Marca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelatih yang membawa Atletico juara Liga Spanyol musim lalu itu mengungkapkan dirinya sedih mendengar ada seorang suporter sepak bola tewas karena perkelahian antarkelompok ultras.
Francisco Javier Romero Taboada alias Jimmy, 43 ditemukan tak bernyawa di sungai Manzanares yang berada tak jauh dari Vicente Calderon--kandang Atletico. Pria pendukung Deportivo La Coruna itu ditemukan tewas dengan luka di kepala dan mengalami hiportemia.
"Kami sedih dengan apa yang telah terjadi. Tidak ada alasan logis untuk menjelaskan apa yang telah terjadi itu," kata Simeone.
Kapten Atletico, Diego Godin, pun mendukung keputusan otoritas Spanyol. Pria asal Uruguay itu menegaskan para 'ekstremis' sepak bola harus diberantas dari olahraga tersebut.
"Mereka sama sekali tidak mewakili komunitas sepak bola ataupun institusinya, apakah itu Atletico Madrid, Deportivo, Rayo Vallecano atau tim manapun," tegas Godin.
Belajar dari InggrisPelatih asal Italia yang menjadi juru taktik Real Madrid, Carlo Ancelotti berharap kekerasan yang terjadi di Madrid akhir pekan lalu adalah yang terakhir.
Ancelotti pun menyarankan otoritas Spanyol belajar dari Inggris yang berhasil mengatasi kekerasan hooligan. Ancelotti telah menyaksikan hal itu ketika ia melatih Chelsea (2009-2011).
"Ada polisi yang hadir di lapangan dan sekitarnya sebelum pertandingan, anda tidak dilecehkan, suporter tidak saling bertengkar, bahkan anak-anak bisa menonton pertandingan," kata Ancelotti.
Pria yang sudah melatih tujuh klub--termasuk Real Madrid--itu pun mengaku tak pernah dilecehkan di luar lapangan. Padahal, lanjutnya, saat pertandingan ia juga mendapat tekanan dari pendukung tim lawan.
"Ada persoalan budaya untuk mengatasi itu juga," kata Ancelotti,"Saya bicara sebagai orang Italia, bukan Spanyol, saya yakin kita dapat memperbaiki itu semua."
Menteri Olahraga Miguel Cardenal dan Menteri Keamanan Spanyol Francisco Martinez menyatakan akan mengidentifikasi kelompok-kelompok ultras di negeri itu. Para kelompok itu nantinya tidak akan dibiarkan memiliki akses untuk berkumpul, terutama di dekat dan di dalam Stadion.