London, CNN Indonesia -- Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, menilai peraturan UEFA terkait Financial Fair Play (FFP) bersifat kontraditif dan sulit diterapkan di seluruh klub.
"Seharusnya, FFP menempatkan seluruh klub di posisi yang sama untuk bersaing," ujar Mourinho.
Namun, menurutnya, FFP justru memberikan perlindungan kuat kepada klub dengan sejarah panjang yang sudah lama ada, dan yang memiliki struktur keuangan dan komersial yang solid berkat pengalaman berkompetisi selama bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan, bagi klub baru --saya menyebutnya baru-- dan dengan investasi baru, mereka tidak dapat segera mengejar (klub lama) secara cepat. Klub dengan pemilik baru tidak dapat segera melawan kendali dan dominasi klub besar,"
Ia menampik jika Chelsea dianggap sebagai klub tua, historis, dan besar. Namun ia mengakui Tim Biru bukanlah klub dengan pemilik yang baru.
"Chelsea adalah sebuah klub dengan pemilik yang sama sepanjang sepuluh tahun. Sebuah klub dengan sejarah yang penting dan stabilitas yang baik pula,"
"Di momen ini saya rasa kami di bawah mereka (klub-klub besar). Saya bisa katakan bahwa kami adalah sebuah klub yang sangat baik dengan ambisi menjadi yang terbaik."
FFP pertama kali disetujui pada 2009 sebagai cara membatasi kerugian klub-klub Eropa dan juga membatasi hutang yang boleh ditanggung oleh satu klub.
Manchester City dan PSG adalah tim yang pertama kali dihukum melanggar FFP karena mengalami kerugian 49 juta poundsterling. Sementara itu Chelsea sepanjang musim ini menghabiskan 95 juta poundsterling dalam bursa transfer.