Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak ada yang dapat menyangkal ketangguhan Muhammad Ali di atas ring tinju. Dengan catatan 56 kemenangan (37 diantaranya menang K.O) dan hanya lima kali kalah, serta menjadi petinju pertama yang mampu tiga kali meraih gelar juara dunia tiga kalu, Ali dianggap sebagai petinju terhebat sepanjang masa.
Tetapi petinju kelahiran Louisville, Amerika Serikat ini tidak hanya tangguh di ring tinju, ia juga terbukti sebagai juara di kehidupan nyata.
Petinju yang akan merayakan ulang tahunnya yang ke-73 pada Sabtu (17/1) ini, telah berjuang melawan Parkinson selama 30 tahun, dengan pertama kali ia didiagnosis mengidap Parkinson adalah pada 1984.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal rata-rata orang yang mengidap penyakit degeneratif syaraf tersebut hanya mampu bertahan sekitar 16 tahun.
Penyakit Parkinson sendiri diderita oleh banyak petinju karena mereka sering kali mendapatkan benturan secara berulang dalam intensitas tinggi.
Perlahan KalahMeski demikian, perlu diakui bahwa penyakit ini mulai 'mengalahkan' petinju yang semula diberi nama Cassius Clay tersebut. Perlahan tapi pasti Parkinson mulai 'membungkam' Ali, meski ia terus berjuang dan masih sering muncul di berbagai kegiatan humanitarian.
Pada Oktober 2014 lalu, saudara dari Ali, Ramhan, juga berujar bahwa Ali sudah sulit berkomunikasi dengan keluarganya karena sakit.
"Ia tidak berbicara dengan baik. Namun ia bangga karena kami ada untuknya."
Ali sendiri sempat membawa bendera pada perayaan Olimpiade 2012. Meski para penggemar senang melihatnya, mereka pun terkejut melihat tubuhnya yang semakin ringkih.
Pada Desember lalu, Ali sempat dilarikan ke rumah sakit dan diduga terkena pneumonia, salah satu konfisi fatal yang biasanya menghampiri para penderita parkinson.
Namun, dokter menyatakan Ali mengalami infeksi pada saluran urinalnya, dan meski menghabiskan sejumlah malam di unit perawatan intensif, petinju legendaris ini akhirnya kembali ke pelukan keluarga.
Akan tetapi menjelang hari ulang tahunnya besok, Ali kembali harus masuk ruang perawatan, meski juru bicara keluarga mengatakan Ali diharapkan akan segera keluar dari rumah sakit.
Mengingat betapa keras kepalanya Ali dalam berjuang dalam hidup, entah itu melawan petinju lain atau untuk membela prinsip-prinspnya, tak heran jika setelah berjuang 30 tahun melawan parkinson, Ali masih menolak untuk ditumbangkan.
(vws)