London, CNN Indonesia -- Setiap pembalap muda ingin menjadi Lewis Hamilton, tetapi kebanyakan dari mereka terlalu terburu-buru mengincar kesuksesan.
Itulah yang terjadi di dunia balap saat ini menurut ayah sang juara dunia Formula Satu (F1) musim lalu, Lewis Hamilton.
"Sebagian alasan mengapa saya sangat jarang terlibat dengan pembalap muda dan orangtuanya akhir-akhir ini adalah tidak ada yang ingin melakukan apa yang kami lakukan," ujar Anthony Hamilton dalam wawancara bersama
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka semua ingin kesuksesan secara instan."
Tren di dunia F1 akhir-akhir ini adalah banyaknya para pembalap muda yang terjun di dunia jet balap darat tersebut.
Sebut saja pembalap Red Bull, Max Verstappen yang mulai membalap saat masih berusia 17 tahun.
Impian Verstappen itu pun harus tertunda setelah Federasi Balap Internasional (FIA) kini menetapkan batasan usia para pembalap yang berlaga.
"Saya pikir banyak talenta di luar sana. Masalahnya adalah talenta-talenta tersebut tidak sabar. Mereka menginginkan kesuksesan secara instan," ujar Anthony melanjutkan.
Proses EdukasiSaat pertama kali Hamilton menandatangani kontrak program pengembangan pembalap dengan McLaren-Mercedes, sang juara itu diberitahu pentingnya memiliki pengalaman sebelum terjun ke level junior.
Juara dunia F1 tersebut menghabiskan dua tahun di Formula Renault dan Formula Tiga sebelum tampil di Formula Dua. Pada 2007, Hamilton baru akhirnya melakoni debut bersama McLaren di dunia F1.
"Saat (Hamilton) tiba di F1, ia telah mendapatkan banyak pengalaman dan penghargaan," ujar sang ayah. "Tetapi ia tidak dapat melakukan semua itu tanpa dunia kart."
"Dia tidak dapat melakukan itu tanpa menghabiskan waktunya melalui proses edukasi."
Bagi Hamilton senior, sangat penting untuk memiliki waktu dibandingkan ekspektasi yang tidak nyata dan terlalu terburu-buru.
(vri/vri)