Jakarta, CNN Indonesia -- Gelaran sepak bola Piala Asia 2015 yang dimenangkan Australia menyisipkan nama Indonesia di antara gempita kemenangannya.
Massimo Luongo, pemain muda yang mencetak satu gol untuk kemenangan tim Australia, kini menjadi sorotan setelah dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Piala Asia 2015.
Tak banyak yang mengenal nama Luongo sebelumnya, lantaran ia hanya bermain untuk klub di divisi tiga, Swindon Town. Dan tak banyak juga yang tahu bahwa Luongo memiliki darah Indonesia di tubuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalan Sang BintangMeski hanya bermain di kasta ketiga Inggris, pemain berusia 22 tahun itu sebenarnya sudah cukup menarik perhatian pelatih timnas Australia, Ange Postecoglou.
Postecoglou sempat memasukkan nama Luongo dalam skuat Australia di Piala Dunia 2014 di Brasil. Sayangnya, Luongo tidak mendapat kesempatan menunjukkan kebolehannya saat itu.
Tak patah arang, bersama Swindon sepanjang musim 2014-2015 ini, Luongo tampil menawan. Ia bermain 24 kali dan berhasil mencetak tiga gol.
Postecoglou kembali memasukkannya ke dalam skuat Asutralia di Piala Asia kali ini. Bahkan, Luongo selalu masuk di jajaran tim utama di setiap pertandingan Australia.
Bahkan sebuah pengakuan mengejutkan datang dari sang pelatih jelang laga final Australia melawan Korea Selatan yang digelar Sabtu (31/1).
Saya juga sempat ingin lakukan rotasi, tapi berat rasanya tampil tanpa dia," ujar Postecoglou seperti dikutip dari
Herald Sun.
"Sepanjang kompetisi, Luongo bemain sangat bagus. Dia bisa membayar kepercayaan yang saya berikan dengan baik."
Selama gelaran Piala Asia berlangsung, Luongo berhasil menyumbang empat
assist dan dua gol. Satu gol saat Australia membungkam Kuwait 4-1, gol lainnya yang membawa Australia menang 2-1 atas Korea Selatan.
Performanya di Piala Asia ternyata juga menarik minat beberapa klub untuk memboyongnya. Namun, Luongo sendiri masih belum ingin beranjak dari Swindon.
Kabarnya, ia menolak kontrak senilai £2 juta dari klub Turki. Belum lagi ada nama klub Sevilla di daftar yang sedang mengantre Luongo.
“Saya mungkin akan menunggu hingga akhir musim, karena posisi Swindon sedang baik,” kata Luongo seperti dikutiip dari laman resmi AFC.
Tak hanya sasaran klub, Luongo kini juga menjadi idola baru di sepak bola Australia. Pengikutnya di sosial media Twitter melejit dan bersaing dengan Tim Cahill dan Mat Ryan.
Indonesia di Tubuh LuongoSiapa nyana jika nama Massimo Luongo ternyata dimiliki seseorang dengan garis keturunan Indonesia, tepatnya Nusa Tenggara Barat (NTB).
Bukan sembarang orang Indonesia, meski ia lahir di Sydney 25 September 1992 lalu, Luongo merupakan penerus garis bangsawan di NTB.
Sang bunda merupakan warga Asli Indonesia bernama Ira. "Tampilan" Italia di nama Luongo diperoleh dari sang ayah yang bernama Mario.
Ira merupakan keturunan Sultan di Bima dan Dompu. Menurut berita yang diturunkan
Herald Sun, sang kakek juga pernah bertugas sebagai hakim Pengadilan Tinggi di Jakarta. Ia juga pernah bekerja sebagai Konsulat Jenderal di Turki.
Tanpa sengaja, Ira yang berstatus mahasiswi bertemu Mario di sebuah restoran Italia miliknya di kawasan Bondi, Australia.
"Suatu hari saya merasa sangat lapar dan melihat restoran Italia di Bondi, tiba-tiba seseorang membawakan bunga dan menolak saya untuk membayar (makanan)," kata Luongo berkisah tentang ibunya.
Dari pasangan Ira dan Mario, lahir tiga anak dengan Luongo sebagai bungsunya.
"Keluarga saya cukup menyebar. Saya punya paman, bibi, dan sepupu di Jakarta. Mereka semua mendukung saya melalui Facebook. Mereka selalu menitipkan pesan yang buat saya senang," kata Luongo.
Punya garis keturunan Indonesia, Luongo berharap mendapat kesempatan untuk mengunjungi Indonesia suatu saat nanti. "Mereka keluarga kerajaan sebelum Indonesa merdeka. Saya sendiri belum pernah ke Indonesia. Tentu saya ingin pergi ke sana, karena punya ikatan emosional kuat dengan Indonesia."
(vri)