Jakarta, CNN Indonesia -- Ambisi besar Jerome Champagne untuk bisa menggusur Sepp Blatter dari kursi Presiden FIFA ternyata tak terwujud. Bahkan, Champagne sendiri tak mampu untuk sekadar berada di panggung yang sama dalam proses pemilihan Presiden FIFA pada 29 Mei mendatang.
Champagne harus menarik diri dari perlombaan lantaran dirinya gagal memenuhi syarat lima dukungan federasi untuk maju sebagai calon Presiden FIFA. Di tangan Champagne, hanya ada tiga dukungan yang dipegangnya saat ini dan atas hal itu Champagne menunjuk UEFA sebagai salah satu pihak yang patut disalahkan.
"Dengan sangat menyesal saya mengatakan bahwa saya gagal memenuhi lima surat dukungan yang menjadi syarat pencalonan diri untuk proses pemilihan pada bulan Mei mendatang," ucap Pria Prancis ini seperti dikutip
Daily Mail, Senin (2/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berterima kasih kepada tiga federasi yang telah mendukung saya selama ini. Terima kasih juga saya ucapkan pada para Presiden Federasi yang telah menjalani diskusi hangat dengan saya dan menyatakan mereka tidak bisa mendukung saya walaupun mereka menegaskan tertarik dengan program yang saya ajukan," kata Champagne ini melanjutkan.
Menurut Champagne, seperti dikutip dari
Reuters, dirinya kehilangan banyak dukungan setelah mantan penyerang Portugal Luis Figo dan Presiden Asosiasi Sepak Bola Belanda Michael van Praag juga turut maju dalam pemilihan Presiden FIFA kali ini.
"Institusi ini (UEFA) melakukan mobilisasi agar saya sebagai satu-satunya kandidat independen tersingkir dari persaingan," tutur Champagne yang pernah menjadi anggota Komite Eksekutif FIFA ini.
Lebih lanjut, Champagne membeberkan sejumlah alasan yang dikeluarkan oleh beberapa federasi, baik UEFA maupun di luar UEFA, terkait keengganan mereka untuk mendukung Champagne.
"Karena mereka takut pembalasan jika bergerak tak sesuai rekomendasi, karena mereka begitu bergantung pada dukungan finansial, karena federasi mereka akan menjadi tuan rumah kompetisi kontinental, dan karena mereka sudah komitmen untuk mempertahankan kekompakan satu suara federasi," kata Champagne membeberkan alasan demi alasan yang ia dengar dalam penolakan pemberian dukungan terhadapnya.
Dengan keluarnya Champagne dari perlombaan menuju pemilihan Presiden FIFA, maka Figo, van Praag, dan Prince Ali Bin Al-Hussein kini menjadi tiga penantang tersisa untuk menggoyahkan dominasi Blatter yang sudah menjabat sebagai Presiden FIFA sejak 1998.
Tiga nama ini pun menyuarakan agenda reformasi FIFA sebagai daya tarik mereka.
Meski demikian, sejauh ini nama Blatter masih difavoritkan untuk bisa kembali menjabat sebagai Presiden FIFA untuk periode selanjutnya meskipun saat ini Blatter sudah memasuki usia senja, 78 tahun.
(vws)