Jakarta, CNN Indonesia -- Selasa (10/2) siang Louis van Gaal datang ke hadapan media Inggris dengan membawa lembaran kertas berisikan statisik permainan Manchester United. Dengan kesal ia memberikan penjelasan panjang lebar mengenai taktik yang ia gunakan ketika melawan West Ham United, bahwa persentase bola panjang West Ham lebih tinggi dari Setan Merah.
Baca Juga: Louis van Gaal Kuliahi Wartawan Soal Bola-Bola PanjangPeristiwa itu bukan pertama kalinya van Gaal meluapkan emosinya ke depan wartawan. Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munich ini dikenal memiliki karakter yang rumit, yang kadang membuat perbedaan antara brilian dan aneh menjadi sangat tipis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Van Gaal juga tak sungkan untuk marah dengan cara yang (terlampau) berani, bahkan hingga membuka celananya di depan anak-anak asuhannya.
Berikut adalah empat kemarahan klasik Van Gaal.
Dalam sebuah konferensi pers di Camp Nou, Van Gaal dipancing amarahnya oleh salah seorang wartawan Belanda. Wartawan tersebut menyindir laki-laki berusia 63 tahun tersebut telah melanggar perjanjian ruang ganti dengan bintang Barcelona, Rivaldo, sambil menyertakan alasannya. (Rivaldo dan van Gaal sempat berseteru karena Rivaldo menginginkan perubahan posisi di lapangan, sementara van Gaal merasa bahwa hanya manajer yang berhak menentukan posisi pemain.)
Van Gaal sontak menyemprot wartawan tersebut dengan bahasa Spanyol yang berantakan.
"Anda (wartawan) sangat buruk! Mengatakan saya melanggar perjanjian dengan Rivaldo? Saya tidak pernah melanggar janji saya. Anda sangat buruk. Sangat amat buruk. Tidak, Anda sangat buruk. Amat buruk! Selalu negatif! Tidak pernah positif!" katanya bergelora seperti yang dikutip dari situs Talk Sport, Rabu (11/2) WIB.
Ketika ia pindah dari Barcelona, van Gaal sendiri berkata pada media Spanyol, "Rekan-rekan wartawan sekalian, saya akan pergi. Selamat!" Bintang tim nasional Brasil, Rivaldo, pernah mengatakan bahwa dirinya tidak suka dengan Louis van Gaal dan bahwa sang manajer asal Belanda itu juga tidak menyukai dirinya.
Keduanya memang sempat bersiteru karena Rivaldo pernah berkata pada van Gaal bahwa ia lebih baik bermain di belakang seorang penyerang ketimbang sebagai pemain sayap kiri. Namun van Gaal malah mencadangkan Rivaldo dengan alasan bahwa hanya seorang manajer yang bisa menentukan posisi seorang pemain. Sejak saat itu, hubungan Rivaldo dan van Gaal sendiri memburuk.
Van Gaal sendiri pernah menolak anggapan bahwa ia tidak menyukai Rivaldo.
"Saya suka Rivaldo dari sebelum ia memenangkan Ballon d'Or tahun 1999. Saya cinta Rivaldo. Saya sangat menyukainya, karena ia yang terbaik," kata van Gaal kepada wartawan.
Van Gaal mengaku pernah menyukai Rivaldo yang memiliki antusiasme dan komitmen. Namun, setahun kemudian Van Gaal hengkang dari klub Spanyol tersebut dan melatih klub Belanda, Alkmaar Zaanstreek hingga tahun 2009. Kekalahan 4-3 dalam Copa Catalunya, yang sebenarnya secara esensial merupakan turnamen persahabatan, memicu amarah Van Gaal yang tidak senang dengan intensitas yang diberikan para pemain.
Dalam sesi latihan, Van Gaal mengejek pemain gelandangnya, Albert Celades, yang bermain kurang tajam. "Kamu harus bekerja! Saya sudah baca (tulisan) pers!" ucapnya.
Tak puas, Van Gaal kemudian pindah ke pemain akademi yang lain, Roger Garcia. "Kamu tidak mendemonstrasikan apa-apa. Berada di Barcelona B pun bahkan tidak pantas!" ujarnya.
Oscar Garcia (sekarang manajer Brighton) lalu mengintervensi marah-marah van Gaal untuk membela saudaranya.
"Kamu tidak usah kembali. Kamu bisa keluar!" balas Van Gaal. Benar saja, tak lama Roger dan Oscar Garcia pun keluar pada musim panas tersebut.
Demi membuktikan kekuasaannya dalam melatih pemain, Van Gaal rela melakukan apa saja. Salah satunya adalah saat ia tak segan menunjukkan "kejantanan"-nya.
Penyerang Luca Toni, yang dijual Bayern Munich pada musim panas 2009 menggungkapkan hal tersebut. "Pelatih (Van Gaal) pernah menunjukkan kepada kami bahwa ia dapat mengganti pemain manapun, karena, seperti yang ia katakan, bahwa ia punya "bola" (balls dalam bahasa Inggris dapat diartikan keberanian).
Lalu, di dalam ruang ganti Munich, van Gaal pun benar-benar menunjukkan 'bola-nya kepada para pemain.
"Ia memperagakannya dalam arti nyata dengan menurunkan celananya. Saya tidak pernah mengalami pengalaman seperti itu, itu gila. Untungnya, saya tidak melihatnya, karena saya tidak berada di barisan depan," kata Toni.