Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak adanya kebijakan atau gebrakan yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi untuk mencari formula baru dalam memajukan olahraga Indonesia, membuat gerah para mantan atlet Indonesia yang dahulu mengharumkan nama bangsa hingga mendunia.
"Kami mau berjalan lihat ke depan. Kalau bukan kami (mantan atlet), siapa lagi. Mari bersama-sama berkomitmen untuk membuat dunia olahraga (Indonesia) berubah," kata Rexy Mainaky mantan atlet bulu tangkis saat berbicara dalam konferensi pers yang bertajuk "Menilai 100 Hari Kinerja Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga)" di Gedung Kompas Gramedia, Senin siang (16/2).
"Bulu tangkis saja susah (untuk berkembang), bagaimana yang lain? Kalau bisa kita ketemu Menpora," kata Rexy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan pebulutangkis lainnya, Ivana Lie, mengkritisi soal pembinaan atlet yang menjadikan atlet hanya menjadi objek untuk mencari keuntungan.
"Capek melihat dunia olahraga jalan di tempat dan mundur. Sarana prasarana terbatas, uang saku terlambat. Kami atlet ya apa adanya saja," kata peraih medali emas Asian Games di sektor ganda campuran tersebut.
"Kami akhirnya bersepakat untuk mengadakan pertemuan hari ini karena sebentar lagi akan Asian Games.
"Kami sebagai atlet tahu persis susahnya mendapat prestasi di Asean Games. Saya tidak melihat ada gebrakan khusus, kalau begini jangan harap lah ada pretasi," katanya.
Kesukseskan Asian Games 2018 menjadi sorotan dalam konpers tersebut. Mantan atlet bulu tangkis yang juga menjabat sebagai koordinator dalam Forum Komunikasi Mantan Atlet Nasional (FK MAN), Taufik Hidayat, menilai sejauh ini evaluasi yang dilakukan baik oleh Kemenpora, Dewan Pelaksana maupun Satlak Prima hanya parsial dan tidak menindaklanjuti masukan yang telah diberikan selama ini.
Sementara itu, Suriyadi Gunawan, mantan atlet gulat dari Kalimantan, mengucapkan hal senada dengan Ivana bahwa ia dan mantan atlet yang lainnya sudah letih dengan kondisi olahraga saat ini.
"Enggak tahu umur kami besok masih ada atau tidak," ujarnya. "Kami terlalu sopan, atlet ini dididik untuk taat aturan. Siapa lagi yang ngurus olahraga ini kalau bukan ahlinya?"
"Sudah waktunya. Saya mau gerakan ini konkret ke depan. Kami perlu dilibatkan. Kami ingin berbuat sesuatu karena masih ada umur," ujarnya.
(vws)