Jakarta, CNN Indonesia -- Pembina Klub Arema Cronus, R. Agoes Soerjanto menantang Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, untuk mencoba merasakan mengelola klub sepak bola.
Hal ini dinyatakan oleh Agoes dalam rilis resmi yang dikeluarkan via surat elektronik. Kepada
CNN Indonesia, manajer umum Arema, Ruddy Widodo, yang ditemui pada sela-sela pertemuan klub-klub Liga Super Indonesia dengan BOPI di kantor Kemenpora pada Selasa (17/2) memberikan keterangan bahwa surel tersebut benar merupakan pernyataan sikap resmi klub.
"Kalau Arema dibilang belum memenuhi syarat, saya ingin Menpora dan BOPI datang langsung ke Malang. Coba arahkan kami seperti apa mengelola klub yang benar," demikian bunyi pernyataan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bisa BOPI dan Menpora coba ikut merasakan mengelola Arema beberapa minggu saja. Biar lebih paham juga ngurusi tim.
Ndak usah 18 klub, cukup dampingi Arema, Persib dan Persipura.”
Pernyataan Arema sendiri merupakan respons atas rekomendasi Tim Sembilan kepada Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) agar pelaksanaan Kompetisi Indonesia Super League (ISL) ditunda.
Salah satu butir rekomendasi dari Tim Sembilan adalah meminta klub untuk melengkapi prasyarat verifikasi berupa NPWP dan laporan pajak. Namun, menurut surat pernyataan Agoes, tidak ada klub sepakbola di Indonesia yang untung, sehingga kewajiban membayar pajak bisa digugurkan.
Agoes juga menyatakan tidak segan-segan memberangkatkan ribuan Aremania untuk mendatangi markas Menpora dan BOPI jika keduanya bersikukuh tetap mencantumkan Arema tidak layak ikut kompetisi.
"Arema ini sudah jadi hiburan masyarakat Malang Raya. Kalau tidak ada sepakbola di Malang, tingkat kriminalitas pasti tinggi lagi. Pemerintah harus ingat, Malang dulu gudangnya preman. Tapi setelah ada sepakbola, kriminalitas menurun," kata Agoes.
Aturan ketat yang ditentukan BOPI untuk klub profesional ISL juga disinggung Agoes. Ia menilai aturan tersebut tak akan bisa diikuti klub Indonesia.
"Bentoel saja yang merupakan perusahaan besar kewalahan mengelola Arema. Harusnya kami justru didukung pemerintah."
Agoes pun mendukung ISL untuk tetap digelar sesuai jadwal. Ia mendorong agar PT Liga Indonesia dan Persatuan Sepak-bola Seluruh Indonesia (PSSI) juga klub-klub ISL tetap kompak ke depannya.
"Ini hiburan rakyat, jangan rampas hiburan rakyat ini dengan politisasi atau kepentingan kelompok tertentu."
(vws)