Berharap Kejutan Berujung Kemenangan

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 01 Mar 2015 16:42 WIB
Hayom dan Della/Rosyita sukses membuat kejutan dengan masuk babak final Jerman GPG dan kini bersiap membidik titel juara.
Datang ke partai puncak, Della/Rosyita bakal menghadapi ganda veteran Denmark Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl. (Ilustrasi/Getty Images/Michael Regan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia dihadiahi kejutan manis lewat hadirnya dua wakil di babak final Jerman Grand Prix Gold hari ini. Tentunya semua berharap kejutan ini tetap berakhir manis dengan torehan gelar juara di pengujung pertandingan.

Dionysius Hayom Rumbaka yang terbuang dari pelatnas Cipayung pada pertengahan tahun lalu sukses membuktikan bahwa dirinya belum habis. Masih ada semangat besar untuk berprestasi dalam dirinya saat ini.

Datang ke Jerman dengan status pemain non unggulan, Hayom mampu menapak babak final dengan menyisihkan tiga pemain unggulan, yaitu unggulan ke-13 Hao Hsu Jen (Taiwan), unggulan keempat Hans Kristian Vittinghus, dan unggulan kedua Son Wan Ho (Korea).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, Hayom sudah menapak partai final dan hanya berjarak satu kemenangan lagi dari titel juara.

Namun ambisi Hayom untuk menjadi yang terbaik di ajang ini tentu tak akan semudah membalikkan telapak tangan. Lawan Hayom di babak final adalah Jan O Jorgensen dari Denmark yang merupakan pebulu tangkis unggulan pertama di turnamen ini.

Bukan hanya itu saja, Hayom sendiri tak pernah menang dalam lima pertemuan sebelumnya melawan Jorgensen.

"Yang terpenting besok saya harus bisa bermain maksimal," tutur Hayom seperti dikutip dari Badminton Indonesia.

Untuk bisa memenangkan pertandingan, Hayom memang harus bisa lebih dulu memegang ritme permainan seperti saat ia menghadapi Son Wan Ho. Dengan demikian, peluang menangnya atas Jorgensen menjadi lebih besar.

"Jorgensen tipe pemain ofensif dengan mengandalkan reli panjang," kata Hayom menganalisa permainan rekannya.

Dengan gaya Hayom yang lebih banyak mengandalkan smash sebagai kunci serangannya, maka Hayom mutlak tidak boleh terbawa oleh pola permainan Jorgensen.

Hayom pun harus bisa mengontrol tekanan yang bisa datang padanya saat dirinya kemungkinan tengah tertinggal di pertandingan nanti.

Pasalnya, faktor mental sering menjadi kendala bagi Hayom untuk bisa menampilkan performa maksimalnya selama ini. Ketika Hayom merasakan tekanan besar dalam sebuah pertandingan, Hayom seringkali tak kuasa mengatasi tekanan tersebut.

Alhasil, Hayom pun tak mampu bermain di level permainan terbaiknya dan inilah yang harus dihindari oleh Hayom di pertandingan nanti.

Hayom harus tampil tanpa beban mengingat ia dalam posisi underdog di laga ini. Selain itu, statusnya kini sebagai pemain non pelatnas seharusnya juga bisa membuatnya lebih rileks.

Kejutan Della/Rosyita

Della Destiara/Rosyita Eka Putri Sari baru diduetkan oleh PBSI pada tahun ini. Namun, melihat hasil dari dua turnamen yang mereka ikuti, Austria Terbuka dan Jerman GPG, rasanya pasangan ini memang menyimpan potensi besar dalam diri mereka.

Di Jerman GPG, Della/Rosyita maju ke babak final dengan melangkahi dua pemain unggulan, yaitu unggulan pertama Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) dan unggulan kedelapan Vivian Kha Mun Hoo/Woon Khe Wei (Malaysia).

Datang ke partai puncak, Della/Rosyita bakal menghadapi ganda veteran Denmark Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl.

"Kami akan berupaya untuk main nothing to lose saja di pertandingan final nanti. Namun pastinya kami tetap percaya diri," tutur Della.

Memang, sebagai ganda muda yang belum diunggulkan, Della/Rosyita harus bisa menikmati partai final ini sebaik-baiknya.

Mereka tidak perlu bersusah payah memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di laga ini. Cukup bagi mereka menikmati jalannya laga final.

Performa Della dan Rosyita sendiri terbilang mengesankan pada laga semifinal. Dalam duel menghadapi Vivian/Woon, Della/Rosyita menunjukkan semangat pantang menyerah dan terus mengejar shuttlecock kemanapun shuttlecock itu melaju.

Meskipun proporsi pembagian posisi saat defense antara Della dan Rosyita terkadang masih terlihat belum solid, namun hal itu bisa ditutupi oleh kemauan keras dan rasa percaya diri yang mereka miliki.

Kamilla/Christinna sendiri merupakan sosok ganda yang sudah berpengalaman. Dengan postur tubuh yang tinggi dan besar, mereka juga sukses memberikan tekanan pada lawan-lawan mereka di seberang net.

Namun seandainya Della/Rosyita tak gugup dan goyah selama pertandingan nanti berlangsung, Della/Rosyita tetap memiliki kans untuk mengakhiri pertandingan sebagai pemenang.

Selain dua partai itu, tiga partai lainnya di babak final Jerman GPG adalah Carolina Marin (Spanyol) vs Sung Ji Hyun (Korea) di tunggal putri, Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) vs Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia), dan partai sesama pemain Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen vs Mads Pieler Kolding.

Partai sesama Denmark di ganda campuran ini pula yang boleh jadi menguntungkan Della/Rosyita karena Christinna dan Kamilla harus menguras tenaga mereka terlebih dulu di nomor ganda campuran sebelum menghadapi mereka di partai ganda putri. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER