Jurus FA Tekan Rasialisme dari Tingkat Lokal

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Selasa, 03 Mar 2015 23:23 WIB
Otoritas sepak bola Inggris (FA) mencoba melawan kebencian golongan lewat panel antirasialisme dan diskriminasi dari mulai tingkat sepak bola lokal.
Kapten Chelsea John Terry dan kawan-kawannya mengenakan kaos kampanye antirasialisme saat pemanasan sebelum bertanding dalam kompetisi liga Inggris.(Reuters/Tony O'Brien)
London, CNN Indonesia -- Jika saja aksi rasialisme suporter Chelsea dua pekan lalu di Paris tak terekam kamera, persoalan diskriminasi berbasis prasangka keturunan bangsa atau warna kulit itu tak kembali mengarus utama di Inggris.

Lembaga antirasialisme dan diskriminasi dalam sepak bola, Kick It Out, dan otoritas sepak bola Inggris, FA, mengalami peningkatan laporan tindakan rasialisme. Ternyata jumlah rasialisme dalam sepak bola di Inggris meningkat hingga 35 persen dibanding musim lalu.

Direktur Kick It Out Roisin Wood meyakini masih banyak tindakan rasialisme yang terjadi di masyarakat Inggris namun tak diadukan ke pihak berwenang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kick It Out melalui aplikasi di telepon pintar mengajak publik Inggris melaporkan insiden rasialisme dalam pertandingan sepak bola profesional. Hasilnya jumlah laporan insiden di tengah pertandingan menjadi yang terbesar proporsinya yakni 27 persen.

Sisanya bervariasi seperti tindakan rasialisme lewat media sosial, prapertandingan, pascapertandingan, hingga melibatkan ofisial tim atau pertandingan.

Salah satu laporan yang mengadukan tindakan rasialisme, antisemit, kebencian golongan, atau diskriminasi gender lewat media sosial adalah terhadap Mario Balotelli.

Penyerang Liverpool itu  mendapat denda 25 ribu poundsterling pada pertengahan Desember lalu karena menyebarkan gambar kebencian golongan lewat Instagram.

Hukuman juga ditambah sanksi larangan bermain satu pertandingan pertengahan Desember tahun lalu karena ulahnya menyebarkan gambar kontroversial tersebut. Gambar itu dituding bernada rasis dan antisemit yang disebarkan Balo lewat akun Instagram miliknya.

Selain itu pada medio September tahun lalu Balo justru menjadi obyek tindakan rasialisme. Ia mendapat komentar negatif bernada rasialisme terhadap dirinya di akun Twitter.

Kemudian Manajer tim sepak bola amatir, Enfield Town, George Borg dihukum FA lima pertandingan pada Januari lalu karena komentar antisemit yang ia lontarkan kepada klub Wingate & Finchley. Klub itu memiliki basis pendukung orang Yahudi.

Masih ada pekerjaan berat untuk mengalahkan rasialisme, antisemit, homofobia, dan diskriminasi gender dalam pertandingan olahragaHelen Grant
Seperti dikutip Guardian, Kepala Pelayanan Hukum FA, Mark Ives, meyakini jumlah diskriminasi dan tindakan rasialisme saat ini lebih besar tantangannya dibandingkan dekade 1980an. Namun, lanjutnya, FA dipersenjatai dengan gagasan dan kebijakan kuat untuk menekan masalah-masalah rasialisme tersebut.

Setiap wilayah yang berada di bawah FA memiliki panel antidiskriminasi dalam sepak bola untuk tingkat lokal. Panel itu memiliki tugas meninjau mengenai sanksi disiplin terkait persoalan rasialisme dan diskriminasi.

Panel itu sendiri wajib terdiri atas unsur keanggotaan yang tediri atas 12 persen perempuan dan 35 persen warga kulit hitam atau dari etnik minoritas.

Panel itu secara berkala menerbitkan lewat situs merka mengenai alasan atas semua keputusan sanksi dalam sepak bola lokal.

"Mungkin terdengar aneh untuk mengatakan ini adalah hal yang baik melihat (laporan rasialisme) dari 477 tahun lalu di level akar rumput jadi mungkin 800 tahun ini," katanya menanggapi peningkatan laporan tindakan rasialisme.

Hal itu kata Ives menunjukkan masyarkaat mulai tak menoleransi tindakan rasialisme dan melaporkannya untuk ditindak pihak berwenang.

"Figur (jumlah) ini menunjukkan masih ada pekerjaan berat untuk mengalahkan rasialisme, antisemit, homofobia, dan diskriminasi gender dalam pertandingan olahraga," tukas Menteri Olahraga Inggris Helen Grant secara terpisah. (kid/kid)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER