Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang Piala Dunia Brasil 2014 lalu, nama Ross Barkley ramai dibicarakan sebagai pemain masa depan tim nasional Inggris, dan juga talenta panas di klubnya, Everton.
Diberkahi kemampuan menggiring bola dan kecepatan yang tinggi, Barkley memang merupakan salah satu talenta besar di Inggris.
Namun setelah begitu banyak pemberitaan mengenai potensi pemain berusia 20 tahun tersebut, performa Barkley bersama Everton justru semakin meredup pada musim ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat Everton takluk 0-2 dari Arsenal, Minggu (1/3) lalu, Barkley hanya mampu mencatatkan satu tendangan yang melenceng jauh dari target.
Bahkan dari 25 penampilannya di Liga Primer musim ini, umpannya pada Romelu Lukaku yang menjadi gol saat menghadapi Aston Villa, Oktober lalu, menjadi satu-satunya assist yang dihasilkan Barkley pada musim ini.
Assist kepada Lukaku tersebut juga menjadi satu-satunya assist Barkley dari total 66 penampilannya sejak ia berhasil merebut tempat di tim utama,
Hal tersebut sangat jauh jika dibandingkan penampilan gelandang-gelandang di tim lain dalam 66 pertandingan terakhir.
Sebut saja tiga pemain Inggris lainnya, Theo Walcott, Steven Gerrard, dan Jordan Henderson. Ketiganya telah menghasilkan lebih dari 10 assist dari 66 pertandingan terakhir mereka.
Apalagi jika dibandingkan dengan Cesc Fabregas yang telah menghasilkan 30 assist dari 66 pertandingan terakhirnya, atau Santi Cazorla (19), Wayne Rooney (18), hingga Eden Hazard (16).
Namun tak dapat dimungkiri, catatan assist seorang pemain juga bergantung kepada performa pemain yang mereka beri umpan.
Pasalnya dari 66 penampilannya bersama Everton, Barkley telah menciptakan 55 peluang matang bagi rekan-rekannya di klub Merseyside tersebut.
Dengan demikian ada 54 peluang gagal dikonversikan menjadi gol oleh rekan-rekan Barkley di Everton.
Kurang KreativitasTetapi jumlah 55 umpan matang yang dicatat Barkley dalam 60 pertandingan juga bukanlah sebuah catatan yang maksimal. Angka tersebut bahkan tidak mencapai rata-rata 1 umpan matang per pertandingan.
Jika dibandingkan performa Mesut Oezil di Arsenal, pemain Jerman tersebut rata-rata menghasilkan tujuh umpan matang tiap pertandingannya.
Maka jelas catatan kreativitas Barkley dapat dikatakan jauh dari kata memuaskan, apalagi untuk pemain yang sering disebut sebagai pemain masa depan timnas Inggris.
Memang, tekanan dan harapan besar yang dibebankan kepada Barkley juga turut berpengaruh terhadap performa pemain muda ini.
"Barkley merupakan salah satu pemain muda Eropa terbaik. Yang perlu dia lakukan adalah menemukan cara untuk bermain konsisten," ujar manajer Everton, Roberto Martinez kepada Sky Sport.
"Momen seperti ini bisa menjadi pembelajaran penting baginya dan juga bagi kami sebagai sebuah tim."
Martinez pun terus mencoba memompa semangat Barkley agar tidak mudah menyerah menghadapi situasi sulit ini.
"Barkley akan menjadi pemain yang sangat penting di paruh kedua musim, performa Everton tergantung pada penampilannya," ujar Martinez kepada Liverpool Echo pada bulan ini.
Jika Barkley kembali bersinar, mungkin saja fans The Toffees akan melihat tim favorit mereka bangkit dari keterpurukan mereka, yang saat ini tertahan di peringkat ke-14 Liga Primer.
(ptr/ptr)