Dua Wakil Indonesia untuk Satu Gelar All England

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Mar 2015 17:45 WIB
Akankah dua ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto, akan menggenggam tiket partai final All England.
Akankah dua ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto, akan menggenggam tiket partai final All England. (Rights Free/PBSI)
Jakarta, CNN Indonesia -- Target Indonesia membawa pulang dua gelar juara All England dipastikan takkan terwujud seiring gugurnya wakil di empat nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri.

Asa Indonesia untuk bisa menggapai titel juara masih terjaga di nomor ganda campuran. Indonesia menempatkan dua wakilnya di babak semifinal, yakni Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Debby Susanto.

Meski menaruh dua wakil di babak semifinal, bukan berarti Indonesia bisa bernapas lega. Pasalnya, dua lawan yang tersisa di babak ini adalah unggulan teratas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adalah Zhang Nan/Zhao Yunlei yang merupakan unggulan pertama, dan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, unggulan kedua. 

Tontowi/Liliyana akan menghadapi Nielsen/Pedersen sedangkan Praveen/Debby akan menantang Zhang Nan/Zhao Yunlei. Di dua partai ini, ganda Indonesia kalah dalam head to head.

Liliyana Harus Kuasai Permainan Depan Net

Tontowi/Liliyana hanya berhasil menang dua kali dalam tujuh pertemuan melawan Nielsen/Pedersen. Ganda Denmark itu sukses meredam permainan Tontowi/Liliyana.

Dalam karir Nielsen/Pedersen, mereka belum pernah memenangi gelar besar macam Olimpiade, Kejuaraan Dunia, ataupun All England. Karena itu rasa penasaran mereka pasti bakal menggebu-gebu di laga ini.

Sebaliknya, laga ini jadi pembuktian konsentrasi dan fokus Tontowi/Liliyana yang dalam dua tahun terakhir selalu tampil apik di turnamen besar.

Menghadapi Nielsen/Pedersen, Liliyana harus menunjukkan kualitasnya sebagai salah satu playmaker terbaik di dunia bulu tangkis. Ia harus bisa secepatnya memegang kendali permainan di depan net begitu permainan dimulai.

Liliyana tidak boleh mengulangi permainannya seperti saat menghadapi Chris Adcock/Gabrielle Adcock di babak perempat final. Saat itu, Liliyana gagal menemukan ritme permainan terbaiknya, sehingga Tontowi/Liliyana sering tertekan oleh serangan-serangan lawan.

Sementara itu, Tontowi harus bisa menunjukkan lagi ketenangannya saat Liliyana masih coba mencari ritme permainan terbaiknya. Kematangan Tontowi di uji pada momen seperti itu dan ia sukses membuktikannya pada laga perempat final.

Nielsen/Pedersen pasti akan berupaya mengacaukan formasi pasangan Indonesia ini dengan membuat Liliyana mengejar shuttlecock ke belakang. Di saat seperti ini, Tontowi harus bisa tenang di depan net dan percaya diri mampu melakukan sergapan seperti yang biasa dilakukannya.

Pasangan lawan merupakan tipe ganda yang eksplosif dan ekspresif. Untuk itu, Tontowi/Liliyana harus berusaha tidak terintimidasi karena akan berdampak pada banyaknya kesalahan yang mereka lakukan.

Pertemuan terakhir kedua pasangan di Dubai akhir tahun lalu menunjukkan bahwa Nielsen/Pedersen akan melakukan serangan lewat smash dan adu stroke begitu laga dimulai.

Ganda Denmark ini sendiri diuntungkan dengan fakta bahwa Pedersen masih aktif bermain di nomor ganda putri, sehingga ia tak canggung saat harus berada di belakang.

Dalam kondisi sempurna, defense Tontowi/Liliyana bisa diandalkan untuk mengantisipasi serbuan serangan ganda Denmark ini. Namun yang juga mesti diwaspadai adalah penempatan bola dari Nielsen yang kadang tidak terduga arahnya.

Tontowi/Liliyana adalah penguasa All England tiga tahun terakhir. Semoga status ini lebih banyak memberikan efek positif berupa kepercayaan diri dan bukan efek negatif berupa beban berlebih.

Karena pada saat Tontowi/Liliyana bermain dengan penuh percaya diri dan tanpa keraguan, di situlah kemenangan akan datang kepada mereka.

Saatnya Menang Praveen/Debby!

Praveen/Debby adalah harapan baru nomor ganda campuran Indonesia. Mulai dipasangkan pada 2014 lalu, Praveen/Debby sukses menunjukkan lonjakan luar biasa.

Zhang Nan/Zhao Yunlei termasuk yang mengalami kesulitan saat menghadapi pasangan anyar ini. Tiga kali bertemu, Zhang Nan/Zhao Yunlei selalu keluar sebagai pemenang, namun tiga pertemuan itu selalu berlangsung dengan ketat dan sengit.

Praveen adalah pemain muda dengan kepercayaan diri yang luar biasa. Ia tidak merasa minder dihadapkan dengan lawan yang lebih diunggulkan ketimbang dirinya. Sementara itu Debby pun mulai bertransformasi menjadi pemain dengan jam terbang tinggi dan penuh pengalaman.

Jika melawan ganda elit, Praveen/Debby cenderung bisa menampilkan performa terbaik dan inilah yang diharapkan bisa kembali terulang pada laga semifinal kali ini.

Dengan status underdog di laga ini, Praveen/Debby sudah sepatutnya bisa tampil tenang dan menikmati permainan. Hal itu juga diharapkan akan meminimalisir kesalahan selama pertandingan.

Pasalnya, Zhang Nan/Zhao Yunlei adalah ganda yang cenderung stabil performanya. Mereka jarang kalah dari pemain yang tidak diunggulkan.

Kekalahan terakhir Zhang Nan/Zhao Yunlei, tanpa menghitung kekalahan WO dari Liu Cheng/Bao Yixin di Denmark Terbuka, adalah saat mereka secara mengejutkan kalah dari Kevin Sanjaya/Greysia Polii di Indonesia Terbuka tahun lalu.

Kejutan inilah yang harus bisa kembali diulang oleh Praveen/Debby. Dengan jadwal bertanding lebih dulu, kemenangan Praveen/Debby dipastikan akan menambah keyakinan Tontowi/Liliyana untuk bisa menciptakan All Indonesia Final di partai puncak.

Secara umum duel dua semifinal ini bisa berakhir dengan tiga kemungkinan yang sama besar peluangnya. Tercipta All Indonesia Final, satu wakil di final, atau malah hampa gelar lantaran tak ada wakil di final. (ptr/vri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER