Saina Nehwal dan Wajah Baru Bulu Tangkis India

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 08 Mar 2015 10:30 WIB
Saina Nehwal bisa mencatat sejarah sebagai pebulu tangkis putri pertama yang memenangi All England jika ia sukses mengatasi Carolina Marin.
Saina Nehwal berpeluang besar mencatat sejarah sebagai tunggal putri pertama asal India yang jadi juara All England. (Reuters / Peter Cziborra)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Bulu tangkis bukanlah olahraga populer di India."

Begitu kata Saina Nehwal suatu ketika. Ia sadar bahwa popularitas bulu tangkis di India jauh di bawah kriket yang merupakan olahraga nomor satu negara berpenduduk lebih dari 700 juta jiwa itu.

Bicara India dan bulu tangkis, hanya ada dua nama yang paling mengemuka sepanjang sejarah yaitu Prakash Padukone dan Pullela Gopichand. Keduanya sama-sama memenangi All England. Padukone melakukannya pada tahun 1980 sementara Gopichand mendapatkannya pada tahun 2001.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sejak kemenangan Saina Nehwal di Kejuaraan Dunia Junior 2008, sepertinya pergeseran simbol kekuatan bulu tangkis India bisa bergeser.

Jika dua nama sebelumnya adalah pria, maka kali ini Saina membuktikan bahwa pebulu tangkis putri India pun bisa punya taji di level dunia.

Dan benar saja, Saina bisa melenggang menempati deretan papan atas pebulu tangkis dunia. Sejumlah torehan gemilang ia dapatkan seperti medali perunggu Olimpiade 2012 atau kesuksesannya mengantar India untuk pertama kalinya meraih medali perunggu di Piala Uber pada tahun 2014.

Sejumlah gelar turnamen super series pun telah berhasil dikalungkan pada leher Saina. Namun tetap saja masih ada yang kurang pada perjalanan karir Saina.

Ya, ia belum pernah berhasil menjadi pemenang di turnamen bergengsi seperti Olimpiade, Kejuaraan Dunia, maupun All England. Kemampuannya diakui selevel dengan pemain papan atas lainnya, namun tetap saja ia butuh capaian titel besar sebagai sebuah pembuktian kemampuannya.

Dan hari itu akhirnya tiba bagi Saina. Minggu (8/3) ini Saina akan menghadapi Carolina Marin di babak final All England 2015.

Saina sudah biasa berlaga di babak final super series namun final All England jelas berada di dimensi lain meskipun secara level tetap berada dalam kategori super series premier.

"Saya terus berusaha menganggap final nanti adalah sama seperti final lainnya di ajang super series. Jika saya berpikir bahwa ini adalah final All England, maka saya pasti akan langsung menghadapi tekanan berat," kata Saina menggambarkan besarnya tekanan yang ada pada dirinya seperti dikutip dari Times of India.

Saina sadar bahwa popularitasnya di India telah berada di atas karena itulah tekanan berat selalu datang ke arahnya.

"Banyak yang menganggap bahwa saya memang sudah sepatutnya lolos ke babak final. Sama halnya seperti banyaknya anggapan bahwa saya seharusnya bisa memenangi seluruh turnamen yang saya ikuti," tutur Saina yang kini berusia 24 tahun ini.

"Tuntutan itu memang menantang namun terkadang membuat saya berada dalam situasi yang tidak mudah," kata Saina seraya menambahkan dirinya akan menonton film Shah Rukh Khan sebagai upaya untuk rileks.

Selalu Menang atas Marin

Saina sendiri bakal diuntungkan dari segi psikologis saat dirinya menghadapi Marin. Pasalnya, dari tiga pertemuan yang telah berlangsung, Saina selalu keluar sebagai pemenang.

Pertemuan terakhir Saina lawan Marin terjadi di India Terbuka bulan Januari lalu. Ketika itu, pertarungan berlangsung dalam durasi sangat panjang, 1 jam 20 menit sebelum akhirnya Saina menyudahi perlawanan Marin dengan skor 19-21, 25-23, 21-16.

Meski demikian, Saina jelas tidak akan meremehkan Marin begitu saja. Biar bagaimanapun, Marin adalah juara dunia saat ini yang kemampuannya tidak bisa diremehkan begitu saja.

Terlebih, Marin akan bermain di All England dan kemungkinan besar akan mendapat dukungan lebih banyak dari masyarakat Eropa dibandingkan Saina yang berasal dari India.

Tak Suka Bulu Tangkis

Saina adalah salah satu pebulu tangkis India yang sempat berlatih di Gopichand Badminton Academy. Namun jauh sebelum itu, Saina didorong menjadi pebulu tangkis oleh kedua orang tuanya.

"Orang tua saya selalu mengajak saya bermain bulu tangkis, namun saya setengah hati untuk mengikuti mereka," ucap Saina.

"Saya akhirnya hanya memainkan raket dengan melemparnya ke udara untuk melihat seberapa enteng benda tersebut. Saat itu saya benar-benar tidak terpikir untuk benar-benar bermain bulu tangkis di masa depan."

Dari sosok yang awalnya tidak menggemari bulu tangkis, Saina kini berpeluang besar untuk menampilkan wajah baru India di hadapan dunia bulu tangkis.

Jika sebelumnya hanya ada nama Prakash Padukone dan Pullela Gopichand dalam tinta emas bulu tangkis India, maka kini Saina bisa resmi memasukkan namanya dalam daftar sejarah itu lewat kemenangannya di All England.

"Saya mencintai kemenangan, lebih dari saya mencintai olahraga bulu tangkis itu sendiri," ucap Saina suatu ketika.

Sebuah gambaran besarnya ambisi yang dimiliki oleh Saina dalam kesehariannya sebagai sosok individu. Hal itu pula yang pasti akan ditunjukkannya pada babak final nanti. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER