Rudy Hartono: Juara Dilarang Manja!

Vriana Indriasari | CNN Indonesia
Sabtu, 21 Mar 2015 12:11 WIB
Rudy Hartono mencontohkan diri sebagai seorang atlet yang berambisi menjadi juara tidak diperbolehkan memiliki sifat dan perilaku manja, terlebih soal latihan.
Rudy Hartono mencontohkan diri sebagai seorang atlet yang berambisi menjadi juara tidak diperbolehkan memiliki sifat dan perilaku manja, terlebih soal latihan. (CNN Indonesia/Putra Permata Tegar Idaman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi delapan kali juara All England bukan pekerjaan yang mudah. Banyak yang telah mencoba untuk mengalahkan rekor tersebut, namun tak berhasil melakukannya.

Lin Dan berhenti di angka lima kali, sementara Liem Swie Kieng dan Lee Chong Wei pun hanya mampu merebut tiga gelar.

Bagi Rudy, tak ada rahasia dalam mencapai prestasi mengagumkan tersebut kecuali satu kata: kerja keras!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Manja menjadi kata dan perilaku yang pantang dimiliki. Begitulah pendapat yang dipegang teguh pria yang memperoleh penghargaan dari Guiness Book of World Records pada 1982, lantaran berhasil meraih juara All England sebanyak delapan kali.

Rudy Hartono kecil langsung mendapat pelatihan intensif saat menyatakan minatnya menjadi juara di cabang olahraga bulu tangkis. Usianya baru menginjak delapan tahun saat sang ayah, melatihnya secara intensif di klub bulu tangkis bernama Oke.

"Olahraga itu umurnya terbatas. Memulainya semakin muda, akan semakin baik," kata Rudy kepada CNN Indonesia. "Seperti saya, pas. Jadi usia 18 tahun saya sudah bisa jadi juara."

Bulu tangkis, menurut Rudy, memiliki batasan umur hingga 30 tahun saja. Dan untuk itu, atlet bulu tangkis sebaiknya memaksimalkan waktu muda mereka. Kesehariannya harus diisi dengan latihan. "Latihan itu harus overload," katanya menegaskan.

Pria kelahiran Surabaya ini mengaku kerap berlatih hingga lelah luar biasa. Berlatih, menurutnya, bisa membuat otot memiliki memori sendiri. "Semua pukulan nantinya akan menjadi reflek."

Di samping semua gerakan akan menjadi efisien karena sudah menjadi reflek, dampak positif berlatih juga dapat meminimalisir kemungkinan cedera, karena melatih otot.

"Saya itu enggak pernah kena cedera."

Bagian terpenting dari latihan, lanjut pria dengan tinggi badan 182 cm ini adalah dilakukan tak hanya menjelang pertandingan semata. "Harus terus menerus supaya terbiasa. Jadi saat pertandingan tidak mudah lelah dan tidak gampang tegang."

Pernah Tanpa Pelatih

Rudy juga menganut prinsip bahwa berhasi atau tidak seorang pemain bulu tangkis memenangi sebuah pertandingan, tidak bergantung pada fasilitas dan pelatihnya.

"Pemain itu menentukan nasibnya sendiri ketika sudah di lapangan," kata Rudy .

"Keberhasilan itu 100 persen tidak bergantung pada sekitar, baik itu pelatih ataupun fasilitas latihan," kata Rudy menegaskan.

Ia pun mencontohkan yang dilakukannya jelang gelaran All England pertamanya pada 1968. Saat itu ia berlatih sangat keras selama lima bulan penuh. "Dan itu tanpa pelatih."

Ia mencontohkan kasus hengkangnya Tommy Sugiarto dari pelatnas Cipayung. Masalah itu muncul lantaran pergantian pelatih yang dikabarkan tanpa komunikasi terlebih dulu dengan sang pemain.

Menurut Rudy, Tommy seharusnya tak terpengaruh siapapun pelatihnya. "Jika ia seorang juara, maka siapapun pelatihnya takkan mengubah itu."

Kejadian serupa juga pernah terjadi ketika mantan pebulutangkis andalan Indonesia, Taufik Hidayat juga pernah membuat keputusan yang sama beberapa tahun silam. Meski demikian, Rudy tak sepenuhnya menyalahkan Persatuan Otoritas Olahraga Bulu Tangkis di Indonesia (PBSI).

PBSI, menurut Rudy, sudah benar melakukan pelatihan terhadap para atletnya. Hanya saja, lanjut Rudy, atlet harus juga mengembangkan pola pelatihan itu sendiri.

Karakter seorang atlet memang menjadi hal yang selalu ditekankan oleh Rudy. Kerja keras, jangan manja, dan tentukan nasibmu sendiri menjadi kata-kata yang terus diulang dalam sesi wawancara bersamanya.

Baginya, mereka yang ingin menjadi jawara di bidangnya, terutama badminton, memang harus memiliki karakter seorang juara. Rudy pun menuturkan bahwa ada tiga hal yang menjadikan seseorang berkarakter juara.

Pertama adalah disiplin dengan kadar sangat tinggi. Ia menuntut agar seorang atlet memiliki jadwal latihan keras yang harus diikuti tanpa banyak dalih. Tak hanya membuat dan mengikuti sembarang jadwal, namun jadwal yang dibuat harus lah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Selain disiplin, fokus menjadi hal kedua yang harus dimiliki mereka yang ingin menjadi juara. Menurut pria yang masih bugar di usia 66 tahun itu, fokus dan meyakini bisa menjadi juara itu sangat penting.

"Saya dulu yakin ingin jadi juara, makanya saya persiapan juga 100 persen," kata Rudy. "Saya selalu berlatih seperti sedang menjalani pertandingan."

Disiplin yang baik dan fokus, lanjut Rudy, harus dilengkapi dengan ketekunan. Ketekunan yang dimaksud Rudy adalah sabar mengikuti tahapan untuk menjadi juara.

"Tidak ada yang bisa menjadi juara dengan cara langsung. Semua pasti melewati tahapan dari awal terlebih dulu." (vri/vri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER