Northamptonshire, CNN Indonesia -- Direktur Umum penyelenggara Grand Prix Silverstone, Inggris, Patrick Allen, berkata bahwa pemerintah-pemerintah di seluruh Eropa harus mulai menjamin biaya penyelenggaraan balapan Formula 1, jika pelaksanaan F1 tidak ingin semakin bergeser ke Timur Tengah.
Sirkuit di seluruh Eropa sedang terancam kehilangan hak sebagai tuan rumah setelah biaya menjadi tuan rumah yang semakin meningkat. Dengan GP Jerman yang kini dipastikan gagal menjadi tuan rumah, kini hanya ada enam negara di Eropa Barat yang menjadi tuan rumah.
Kontrak dua dari antara enam negara tersebut pun perlu diperpanjang dalam dua tahun ke depan dengan GP Monza diperkirakan tidak akan bertahan. Padahal, 10 tahun lalu, Eropa menjadi tuan rumah pada 11 dari 19 balapan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Allen, kecuali pemerintah mulai menjamin sebagian biaya penyelenggaraan balapan, dan pihak panitia penyelenggara mulai meningkatkan nilai yang mereka bisa berikan kepada penonton, maka balapan akan semakin berpindah ke Timur.
Tahun depan, Aljazair akan menjadi tuan rumah untuk kali pertama dan Qatar pun telah mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah pada 2016.
"Sangat sulit untuk mendapatkan uang dari Grand Prix kecuali Anda memiliki dukungan dari luar, entah dari pemerintah atau sheikh Arab yang kaya," kata Allen.
"Dunia sedang melihat meningkatnya jumlah sirkuit yang mendapatkan bantuan dari seorang patron."
"Tanpa adanya sokongan -- dan Silverstone sama sekali tidak memiliki patron -- kami harus terus mencari cara agar balapan bisa terus berlangsung."
Balap F1 sendiri dibatasi hanya dibatasi 20 seri setiap musim, sehingga negara pemilik sirkuit harus memiliki kemampuan dan upaya lobi lebih tinggi untuk mendapatkannya.
Ongkos untuk menjadi tuan rumah pun berbeda antarnegara. Misalnya, Singapura harus membayar 60 juta dolar AS, sedangkan Malaysia membayar 66,9 juta dolar AS per tahunnya. Rata-rata
fee yang dikeluarkan untuk jadi tuan rumah mencapai 27 juta dolar AS.
Di sisi lain, bos Formula 1, Bernie Ecclestone, juga mencoba mencari pasar baru ke negara-negara baru untuk memperluas jaringan F1. Itulah yang pada akhirnya membuat Singapura, Malaysia, Tiongkok, India, dan Korea Selatan bisa menjadi tuan rumah balap F1 tahun ini.
 Para pembalap Formula 1 berpose sebelum GP pertama musim ini diselenggarakan di Melbourne. (Reuters/Jason Reed) |
Allen kemudian menuturkan bahwa Silverstone harus menjadi tempat tujuan yang dikunjungi orang, bisa dengan cara menjadi tempat diselenggarakannya acara-acara perusahaan, atau dengan menjadi tempat acara musik.
"Prinsip menyelenggarakan koser Rolling Stone tak jauh berbeda dengan menyelenggarakan Grand Prix," tutur Allen.
Allen pun kemudian meminta agar pemerintah Inggris turut terlibat dalam menyelamatkan suatu ajang olahraga yang memiliki perencanaan bisnis yang baik. Apalagi sirkuit Silverstone sendir mendatangkan kurang lebih 80 juta poundsterling bagi ekonomi lokal di Northamptonshire.
"Saya tak akan duduk di sini dan mengeluh serta mengancam bahwa kami tak bisa berjalan tanpa bantuan pemerintah, karena kami telah mengelola Silverstone dengan benar. GP Silverstone adalah satu dari enam acara olahraga besar di Inggris sehingga sangat penting untuk menjaga keberlangsungannya."
"Jika makna menjadi tuan rumah GP adalah memiliki dana jutaan dolar ketimbang memiliki penggemar, maka balapan akan pindah ke negara-negara yang bisa menyediakan uang."
"Kami telah melihat bagaimana balapan telah pindah ke Rusia dan Bahrain, sementara Qatar juga akan terlibat. Ini adalah negara-negara yang siap menyediakan uang."
Allen yang baru saja terpilih menjadi direktur Silverstone kemudian menyatakan bahwa ia tak terkejut jika GP di Jerman dibatalkan.
"Nurburgring memang sedang mengalami kesulitan. Jika pemasukan dari balapan mengambil porsi paling besar dalam pendapatan Anda, maka Anda akan menjadi rapuh."
"Yang ingin saya lakukan di Silverstone adalah untuk mengenalkan penonton pada acara-acara lain. Hal ini untuk terhindar dari kesalahan sirkuit lain yang hanya berkonsetrasi kepada Grand Prix dan meninggalkan hal-hal lain."
(vws)