Surabaya, CNN Indonesia -- Ketua Presidium Bonek 1927, Andie Pecie, memastikan pihaknya akan terus mendukung langkah Kemenpora dalam membenahi PSSI. Andie mengatakan, harus ada perubahan dalam momentum 85 tahun PSSI.
Hari ini, Minggu (19/4), PSSI genap berusia 85 tahun. Namun, otoritas sepak bola Indonesia itu mendapatkan kado yang tidak diinginkan untuk perayaan ulang tahun ke-85.
Di hari yang sama dengan berlangsungnya pemilihan ketua umum yang baru, Sabtu (18/4), di hari itu pula PSSI dibekukan oleh pihak Kemenpora.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini momentum penting. Dalam usia yang ke-85 tahun, PSSI memang harus dibenahi untuk perkembangan sepak bola Indonesia ke depan. Jadi kami dari bonek mengapresias langkah Kemenpora," ujar Andie kepada CNN Indonesia di Wisma Persebaya, Minggu (19/4).
"Ini tradisi baru. Tradisi maju untuk sepak bola Indonesia. Negara memang harus hadir dalam sepak bola di Indonesia," sambung Andie.
Andie juga menanggapi terpilihnya La Nyalla Mattalitti sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015-2019. Menurutnya, Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar PSSI di Surabaya kemarin tidak sah secara hukum.
"Itu adalah KLB yang mengangkangi kepentingan negara, kepentingan pemerintah. Jadi kami tidak menganggap ada ketua umum yang baru, pasca Menpora melakukan tindakan administratif terhadap pembekuan PSSI," kata Andie.
Andie berharap keputusan Kemenpora untuk membekukan PSSI bisa dilanjutkan dengan membentuk otoritas tertinggi sepak bola yang bisa mempersatukan bangsa.
"Indonesia negara besar. Indonesia bukan negara tempe. Itu bisa menjadi introspeksi kepada siapapun, bahwa memang sepak bola merupakan alat pemersatu bangsa. Apalagi Persebaya juga membidangi dan menginisiasi terbentuknya PSSI di tanggal 19 April 1930," ucap Andie.
Andie, mewakili Bonek 1927, pun berharap negara dalam hal ini Kemenpora dan Presiden, mengakui Persebaya bukan hanya klub sepak bola tapi juga sebagai alat perjuangan.
(har/har)