Lee Chong Wei Bisa Wujudkan Impian Medali Emas Olimpiade

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 27 Apr 2015 16:40 WIB
Pebulutangkis Malaysia Lee Chong We akan bisa mewujudkan impian raih medali emas Olimpiade setelah hanya dikenakan hukuman delapan bulan dalam kasus doping.
Hukuman delapan bulan bagi Lee Chong Wei memungkinkan pebulutangkis ini berlaga di Olimpiade Rio. (Reuters/Anindito Mukherjee)
Kuala Lumpur, CNN Indonesia -- Impian pebulutangkis Malaysia Lee Chong Wei memenangkan medali emas Olimpiade masih bisa terwujud setelah Federasi Badminton Dunia, BWF, memberi hukuman ringan setelah dites positif doping.

Lee sebenarnya bisa dilarang bertanding hingga dua tahun karena ketika mengikuti kejuaraan dunia di Denmark tahun lalu, urinenya positif mengandung zat dari obat anti infeksi bernama dexamethasone yang dilarang.

Namun, BWF memutuskan untuk menjatuhkan hukuman berupa larangan bertanding selama delapan bulan yang berarti dia bisa kembali turun bertanding minggu ini. Langkah ini diambil karena dexamethasone tidak meningkatkan kinerja penggunanya dan Lee mengkonsumsi obat itu tanpa sadar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Panel yakin ini bukan kasus doping dengan niat licik,” bunyi pernyataan tertulis badan badminton dunia itu.

Hukuman ini membuat Lee yang selama bertahun-tahun mendominasi daftar pemain bulutangkis top dunia bisa turun di Olimpiade, dan merebut medali emas yang merupakan satu-satunya gelar yang belum diraih.

Lee bertahan di posisi pemain nomor satu dunia selama 300 minggu, tetapi tidak pernah memenangkan medali emas tunggal putra Olimpiade. Dan Olimpiade Rio akan menjadi kesempatan terakhir bagi pebulutangkis berusia 32 tahun ini.

Lee yang dilahirkan di kota Bagan Serai, Malaysia, sebenarnya lebih menyukai olahraga bola basekt tetapi keluarganya mendorong agar dia memilih cabang badminton.

Kelincahan gerakan kaki dan pertahanannya yang kuat membuat Lee dipanggil untuk memperkuat tim nasional bulutangkis nasional Malaysia pada usia 17 tahun.

Gelar pertamanya direbut pada 2003 di kandang sendiri, dan dia kemudian berhasil menambah amunisi dalam permainannya berupa pukulan tipuan sehingga gelar juara pun semakin sering diraih.

Lee pertama kali menduduki peringkat pebulutangkis nomor satu dunia pada 2006.

Persaingan dengan Lin Dan

Meski seringkali tidak berani mengambil risiko, kemampuan Lee mengembalikan bola ditambah daya refleks yang tinggi dan kelincahannya membuat banyak pemain tidak bisa mengalahkannya.

Namun, Lee tidak memiliki pukulan mematikan jika berhadapan dengan pemain bagus, terutama ketika melawan pesaing utamanya yaitu  Lin Dan dari Tiongkok.

Meski kedua pemain ini meraih gelar juara sama banyaknya di berbagai kejuaraan internasional selama delapan tahun, Lin Dan yang satu tahun lebih muda dari Lee selalu bisa menampilkan kelebihan ketika keduanya berhadapan di kejuaraan paling bergengsi.

Mereka pertama kali berjumpa di final Olimpiade Bejing enam tahun lalu ketika Lin Dan memenangkan babak kedua untuk merebut medali emas, prestasi yang kemudian diulang di Olimpiade London pada 2012.

Dalam pertandingan klasik ini, Lee sempat memimpin 18-16 sebelum bisa dikejar dan dikalahkan oleh Lin Dan.

Lee kalah di final kejuaraan dunia 2011 dan 2013 melalui pertandingan tiga set yang berlangsung ketat. Upaya Lee merebut gelar juara dunia tahun 2014 yang tidak diikuti oleh Lin Dan, kandas di tangan unggulan kedua asal Tiongkok Chen Long.

Di penghujung karir mereka Lee Chong Wei dan Lin Dan menunda masa pensiun untuk meraih gelar Olimpiade dalam kesempatan terakhir. Lee berharap untuk meraih medali emas Olimpiade pertama, sementara Lin Dan berupaya meraih medali emas tiga kali berturut-turut.

Kini, prospek menyaksikan dua musuh bebuyutan berjuang dalam pertandingan terakhir ketika usia mereka yang tidak lagi muda, menjadi mungkin karena Lee sudah diijinkan bertanding kembali. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER