Jakarta, CNN Indonesia -- Laga Fight of The Century antara Floyd Mayweather Jr. dan Manny Pacquiao memang memecahkan berbagai rekor pendapatan dan mengokohkan posisi Mayweather Jr. sebagai atlet terkaya di dunia. Namun semua ini tak mungkin terlaksana tanpa satu tanggal penting, yaitu 5 Mei 2007.
Pada tanggal itu lah, Mayweather Jr. mengalahkan Golden Boy Oscar de la Hoya dan meyakinkan dunia tinju bahwa ia adalah salah satu petinju terbaik.
Sebelum bertemu de la Hoya, Mayweather Jr. sendiri masih sering dipandang sebelah mata. Kehandalannya memang diakui, namun ia belum menjadi daya tarik utama. Apalagi prilakunya di luar ring tinju menyebabkan banyak orang mengambil sikap antipati terhadap Mayweather Jr.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu ia juga masih dijuluki sebagai Pretty Boy.
Sebagaimana dikabarkan Yahoo Sports, sebelum Mei 2007, Mayweather Jr. baru menjajal sistem pay per view (pemirsa membeli hak siar secara eceran) untuk menjual pertarungan. Baru tiga pertandingannya disiarkan dengan sistem ppv, yaitu melawan Arturo Gatti (terjual 369 ribu), melawan Zab Judah (378 ribu), dan Carlos Baldomir (320 ribu).
Tentu sangat berbeda dengan ketika melawan Pacquiao di MGM Grand Arena pada Sabtu (2/5) yang terjual lebih dari 3 juta pay per view.
Sementara de la Hoya, yang kala itu memegang gelar juara dunia di enam divisi, merupakan nama paling besar dalam dunia olahraga.
Selama bertahun-tahun Mayweather Jr. ingin melawan de la Hoya untuk membuktikan superioritasnya, namun selalu ditolak. Salah satunya adalah karena de la Hoya dilatih oleh ayah Mayweather Jr. sendiri dan de la Hoya berkata bahwa ia tidak ingin melecehkan pelatihnya dengan melawan putranya.
Mayweather Jr. mendapatkan terobosan ketika de la Hoya dan Mayweather Sr. pecah kongsi karena masalah pembagian uang. Sang petinju berdarah Meksiko-Amerika pun mengontrak Freddie Roach (pelatih Pacquiao saat ini) dan dengan cepat menyetujui pertarungan dengan Mayweather Jr.
Mirip dengan Pertarungan Lawan PacManSatu keunikan pertarungan antara Mayweather Jr. dan de la Hoya adalah kondisinya mirip dengan laga Fight of The Century.
Mayweather Jr. mengambil peran sebagai 'penjahat' dengan sikapnya yang arogan, senang berbicara ngasal, dan juga sering menghina de la Hoya. Sementara itu de la Hoya membentuk kariernya sebagai orang yang bersih dan elegan. Ia jarang terlibat dalam hinaan di luar ring atau menunjukkan rasa tidak hormat.
Karena itulah ketika pertarungan ini diumumkan pada November 2006, dunia tinju dengan cepat menyambut. Ketika tiket mulai dijual pada 27 Januari 2007, hanya dalam waktu tiga jam saja sudah terjual habis.
Demikian pula pay per view mencatatkan rekor baru, sama dengan laga melawan Pacquiao saat ini. Bedanya, de la Hoya lah yang memegang kendali pembagian keuntungan, bukan Mayweather Jr. Sebagai petinju nomor satu, de la Hoya memutuskan proporsi pembagian uang hadiah sebesar 80:20.
Pada hari pertarungan, Mayweather Jr. tak bersikap tanggung dalam memanaskan situasi. Dalam sesi timbang badan, ia membawa seekor ayam betina yang ia namai "Golden Girl". Sementara saat datang ke arena tinju ia menggunakan celana tinju dengan ornamen-ornamen khas Meksiko dan juga menggunakan topi sombrero. Semua itu digunakan untuk mengejek darah Meksiko de la Hoya, apalagi saat itu adalah hari libur Meksiko Cinco de Mayo.
Namun semua 'omong besar' dan ejekan bisa ia buktikan juga dengan taktik di atas ring. Tak ayal Mayweather Jr. pun menang dengan dua juri memberikan kemenangan untuknya.
Sejak saat itulah Mayweather Jr menanggalkan julukan Pretty Boy dan tanpa canggung lagi mengubah menjadi Money Man. Memegang tahta tinju dunia, ia membuktikannya dengan mengalahkan sang terbaik dan Golden Boy Oscar de la Hoya.
Semua itu terjadi pada tanggal 5 Mei.
(vws)