Messi-Goetze, Duel Otak Serangan Barca-Munich

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2015 21:56 WIB
Mario Goetze harus membuktikan bahwa keberhasilannya mengalahkan sinar Lionel Messi di final Piala Dunia lalu bukanlah sebuah kebetulan belaka.
Mario Goetze pernah membuat Lionel Messi menangis di Final Piala Dunia 2014 lalu. (REUTERS/Ina Fassbender)
Jakarta, CNN Indonesia -- "Tunjukkan pada dunia bahwa dirimu lebih baik dibanding (Lionel) Messi," ujar pelatih Jerman, Joachim Loew, kepada Mario Goetze pada final Piala Dunia 2014 lalu.

Hasilnya? Goetze bangkit dari bangku cadangan menggantikan Miroslav Klose, menjebol gawang Argentina dan memupuskan harapan Messi untuk meraih trofi Piala Dunia bersama Tim Tango.

Goetze pulang dengan kepala tegak, sedangkan Messi --meski menjadi pemain terbaik di ajang empat tahunan tersebut-- harus kembali ke tanah airnya dengan kepala tertunduk. Kedudukan sementara Goetze 1 Messi 0.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi meski berhasil mencetak gol kemenangan Jerman dan 'mengungguli' Messi, Goetze memilih untuk bersikap rendah hati.

Padahal dengan kelihaian yang ia miliki untuk menari-nari melewati pemain bertahan, kemampuan untuk menendang bola menggunakan kedua kakinya, hingga diberkahi visi permainan yang mendekati sempurna, Goetze seringkali dilabeli sebagai 'Messi'nya Jerman.

"Messi telah terbukti memiliki talenta luar biasa sepanjang kariernya di Barcelona. Ini bukanlah perbandingan yang seharusnya dibuat," ujar Goetze saat itu.

"Dia telah mencapai banyak hal hebat dan menetapkan standar begitu tinggi sehingga tidak akan ada pemain lain yang dapat mencapainya."

Kini sembilan bulan berselang, keduanya akan kembali bertemu di atas lapangan untuk saling membuktikan siapa yang terbaik di antara mereka. Duel mereka berdua dimulai pada leg pertama semifinal Liga Champions, Kamis (7/5) dini hari WIB, saat Barcelona menjamu Bayern Munich di Stadion Camp Nou.

Si Serba Bisa vs Si Konsisten

Tidak heran jika Goetze mengatakan dirinya belum dapat disandingkan dengan sosok Messi, terlebih jika melihat rentetan catatan yang dimiliki oleh bintang Barcelona tersebut.

Jika melihat catatan mengesankan Messi dalam urusan mencetak gol (51 gol di berbagai kompetisi), Goetze memang terlihat seperti pesepakbola kelas kedua yang 'hanya' mampu mencetak 15 gol.

Namun di Munich tugas utama Goetze di atas lapangan bukanlah mencetak gol, karena ia berbagi peran dengan Thomas Mueller atau Robert Lewandowski dalam urusan menjebol gawang lawan.

Selain itu, meski Messi juga berbagi peran dengan Neymar ataupun Luis Suarez, pemain berusia 27 tahun tersebut lebih rutin dipasang sebagai penyerang jika dibandingkan dengan Goetze.

Dari 45 penampilannya di berbagai ajang, Messi 19 kali tampil sebagai penyerang tengah dan 24 kali sebagai penyerang sayap. Sedangkan dari 38 penampilan Goetze di berbagai ajang, hanya dua kali ia ditempatkan sebagai penyerang tengah dan sembilan kali sebagai penyerang sayap.

Namun jika melihat dari posisi yang telah dilakoni oleh Goetze pada musim ini, pemain berusia 22 tahun menunjukkan bahwa ia mampu memainkan banyak peran di lini tengah Munich.

Pernah tampil sebagai gelandang kanan, gelandang tengah, sayap kiri, gelandang serang, penyerang sayap kiri, dan penyerang tengah, Goetze memperagakan apa yang paling disukai oleh pelatihnya saat ini, Pep Guardiola, yaitu kemampuan untuk bermain di berbagai posisi.

Jika Goetze lihai bermain di berbagai posisi, catatan delapan gol dan lima assist dari 10 pertandingan terakhir yang dihasilkan Messi jelas bukanlah catatan yang dapat dipandang sebelah mata. Kemampuan Messi untuk rutin mencetak lebih dari 50 gol tiap musim juga merupakan bukti konsistensi level tinggi bintang Argentina tersebut.

Konsistensi itulah yang saat ini mungkin belum dimiliki Goetze. Apalagi di bawah asuhan Guardiola, Goetze harus rela mengikuti sistem rotasi pemain yang diterapkan pelatih asal Spanyol tersebut, sehingga sedikit menghalanginya untuk rutin tampil bagus di setiap pertandingan.

Lantas siapakah yang akan tertawa dalam pertandingan leg pertama esok? apakah Messi akan membalas kekalahan di Piala Dunia lalu, atau Goetze akan kembali tersenyum lebar?

Sepak bola memang tetap merupakan permainan 11 orang, namun ketika kedua tim sama-sama menemui jalan buntu, Messi dan Goetze dapat menjadi pemecah kebuntuan di pertandingan dini hari nanti. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER