Liverpool, CNN Indonesia --
Tulisan berikut adalah bagian ketiga dari seri tentang gelandang Brasil Philippe Coutinho yang disadur dari artikel asli di CNN dengan judul 'Philippe Coutinho: The Secret life of 'O Mágico'***
Cinta dari pasangannya, Aine, dan keluarganya telah membantu Philippe Coutinho mengatasi ketakutan berlebihan yang dialami dirinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu pun membantu dirinya untuk menjawab pertanyaan penting: Apa yang membuat Anda menjadi seorang pesepak bola profesional di Brasil ketika ada jutaan orang yang juga mencoba melakukan hal yang sama?
"Ini adalah hal yang sama dirasakan seluruh anak laki-laki di Brasil, karena (sepak bola) itu seperti sebuah pabrik," kata Coutinho menjawab pertanyaan
CNN Sport. "Anda harus memberikan segalanya karena di sana memiliki suplai yang tak terbatas tentang bakat (sepak bola) dan pabrik selalu penuh."
"Ini selalu konstan akan ada di belakang benak Anda dan ada jutaan anak mencoba hal yang sama. Namun, apa yang saya tahu ini bukanlah hanya tentang kemampuan atau teknik, anda harus memiliki mental yang kuat dan sangat berdeterminasi untuk mewujudkannya."
"Sebagian besar remaja di mana saya tumbuh tanpa memiliki karier dalam permainan (sepak bola) sekarang. Terkadang orang-orang mengira sangatlah mudah untuk menjadi seorang pesepak bola tetapi itu adalah hasil kerja keras yang tak pernah berhenti," tutur Coutinho.
Saat itu usianya masih 13 tahun ketika dirinya yakin ia mungkin akan hidup dari sepak bola. Saat itu ia memiliki pemikiran demikian ketika dirinya dipanggil untuk memperkuat timnas Brasil U-14.
"Saya terpilih dari banyak pemain berbakat, jadi itu menunjukkan pada saya bahwa ini mungkin akan menjadi karier-itulah yang membuat saya terus mencoba menggapainya," ujar Coutinho.
Bagi yang pernah merasakan, kharisma Coutinho saat bersama bola, pasti pernah memberi aplaus kepada dirinya, termasuk dari para pelatih.
Manajer Tottenham Mauricio Pochettino, yang melatih sang playmaker ketika melalui masa pinjaman di Espanyol pada 2012, menjelaskan: "Philippe adalah seorang pemain Brasil dan, seperti yang juga terjadi pada banyak pemain Brasil, dia memiliki sihir spesial dengan kaki-kakinya."
"Di samping dari sihir yang ia miliki, dia juga memiliki kemampuan bekerja sama yang hebat...Apa yang penting baginya adlah dia seorang kawan yang baik, seorang bocah yang baik--seorang yang hebat, dan orang yang rendah hati. Itu sudah cukup jelas bagi saya bahwa Coutinho adalah seorang pemain yang bertanggung jawab."
Bahkan ketika Coutinho mengalami situasi yang mungkin membuat pemain muda jatuh justru hal itu tak dialaminya, yaitu kegagalannya menaklukkan Italia.
"Sebuah mimpi dari para para remaja karena ketika kami tumbuh, kami menonton semua idola kami bermain di Eroopa dan di sanalah kami juga ingin berada," ujar Coutinho.
Gagal bersaing di Italia, pria yang kini berusia 22 tahun itu dipinjamkan ke Espanyol hingga akhirnya dibeli Liverpool pada Januari 2013 silam.
"Setiap hal yang saya lalui telah membantu membentuk diri saya," kata Coutinho, "Saya menderita cedera, memiliki waktu bermain yang terbatas, dan segala hal tak seperti yang saya bayangkan. Namun itulah periode yang sangat, sangat penting bagi saya."
"Itu adalah poin tersulit dalam karier saya karnea itulah untuk pertama kali saya jauh dari rumah dan harus mulai membuktikan diri saya."
Pada usianya yang baru memasuki 20 tahun, pemain gelandang itu berpetualang di empat negara berbeda dan menyebrang dua benua, berpengalaman dengan budaya dan gaya bermain yang kontras berbeda.
"Sulit di Italia, saya justru menemukan kemudahan beradaptasi di Spanyol saat saya dipinjam Espanyol," kata Coutinho.
"Di Inggris, dengan kecepatan langkah dan fisik adalah faktor terbesar yang harus Anda atasi. Saya selalu menjadi pemikir yang cepat, namun di Liga Inggris Anda juga harus bereaksi dengan cepat. Tiodak ada waktu, dan tak ada ruang yang diberikan kepada Anda. Saya mencoba untuk mempelajari sesuatu di setiap tempat, setiap situasi, sehingga taka ada pertanyaan yang tersisa dari semua pengalaman berbeda yang membantu saya untuk menunjukkan seperti apa saya ini," tutur Coutinho.
Sejak dibeli Liverpool pada Januari 2013, Coutinho membuktikan dirinya pantas disemat dengan nomor punggung keramat, nomor punggung 10. Nomor punggung yang selalu menjadi andalan bagi permainan sebuah tim sepak bola.
(kid/kid)