Jakarta, CNN Indonesia -- Akhir pekan ini, laga-laga di Eropa mungkin tak lagi ramai dengan perebutan gelar juara. Pasalnya banyak klub di negara-negara elit Eropa yang telah memastikan kemenangan mereka di ajang liga domestik.
Chelsea sudah memastikan diri sebagai juara Liga Inggris, begitu pula Barcelona di Spanyol, Juventus di Italia, Paris Saint Germain di Perancis, dan Bayern Munich di Jerman.
Bahkan Bayern Munich telah mengunci kemenangan mereka di Bundesliga sejak jauh-jauh hari, membuat tiga kekalahan beruntun di kompetisi domestik bagi tim asuhan Pep Guardiola itu hanyalah menjadi lelucon belaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ketika singgasana liga saat ini sudah diklaim masing-masing pemenang dan pesta sudah mulai bersiap dirayakan, masih banyak klub-klub di papan bawah yang berjuang untuk menyelamatkan diri mereka dari ancaman degradasi.
Beberapa di antaranya adalah klub-klub yang memiliki sejarah, bukan hanya di kompetisi domestik tetapi juga Eropa.
Newcastle United misalnya. klub hitam putih ini mungkin berada di peringkat ke-17 Liga Primer--batas aman dari zona degradasi. Namun jika terpeleset pada pertandingan terakhir akhir pekan nanti, bukan tak mungkin justru Hull City yang berselisih dua poin dengan mereka akan mampu menyalip di saat-saat terakhir.
Kondisi serupa juga terjadi di Spanyol dan Jerman. Bahkan seperti persaingan melepaskan diri dari jurang degradasi di Inggris yang melibatkan klub dengan sejarah panjang, La Liga dan Bundesliga masih menampilkan laga hidup-mati penuh gengsi bagi klub-klub dengan sejarah panjang di Eropa.
Di Spanyol, Deportivo La Coruna yang sempat menghasilkan nama-nama bintang seperti Deco ataupun Diego Tristan, saat ini harus menahan nafas mereka, karena masih terancam terdegradasi pada musim depan.
La Coruna saat ini berada di peringkat 17 La Liga. Tim dengan julukan Super Depor dapat terpeleset jika Eibar dan Almeria yang berada di bawah mereka mampu mencuri kemenangan dan Deportivo menderita kekalahan.
Kondisi serupa juga dialami dua klub 'besar' Jerman seperti Hamburger SV atau Vfl Stuttgart, yang sebenarnya juga bukan sekedar tim 'kemarin sore'.
Pembalasan Sakit HatiNamun dari perjuangan hidup-mati di tiga negara tersebut, laga paling dramatis mungkin berada di tanah Inggris. Pasalnya Newcastle akan menghadapi mantan manajernya demi terhindar dari degradasi.
Manajer West Ham United, Sam Allardyce, adalah sosok yang ditendang keluar dari The Magpies. Dalam tempo delapan bulan pria dengan julukan Big sam itu bisa memiliki alasan untuk membalas penghinaan dari Newcastle.
Bahkan Big Sam telah mengungkapkan secara eksplisit tentang ambisinya untuk meraih tiga poin saat West Ham melawat ke Saint James Park.
"Kami akan mencoba untuk melakukan yang terbaik. Anda tidak dapat menunjukkan simpati kepada siapapun, karena tidak akan ada yang bersimpati kepada Anda," ujar Allardyce tegas menjelang pertandingan melawan mantan klubnya tersebut seperti dikutip
Mirror.
Namun terlepas dari laga penuh drama itu, Newcastle sendiri sedang tidak dalam kondisi yang kondusif akhir-akhir ini. Apalagi tiga kali berjuang melepaskan diri dari degradasi dalam lima tahun terakhir, membuat suporter
The Magpies mulai merasa gerah.
Bahkan suporter Newcastle saat ini juga sudah mulai menyerukan agar pemilik
The Magpies saat ini, Mike Ashley, untuk hengkang dari klub tersebut.
Selain berjuang melawan jurang degradasi, Newcastle juga harus berjuang merebut hati para pendukung mereka kembali, yang semakin menjauh tiap harinya.
 Timo Werner (kiri) harus berjuang agar klubnya, Stuttgart, tak terdegradasi dari Bundesliga.(Reuters/Ralph Orlowski) |
Drama di Pertandingan TerakhirJika Newcastle saat ini berada dalam kondisi kritis dan berjuang untuk menyelamatkan muka mereka. Tantangan serupa juga dialami oleh Deportivo, HSV, dan Stuttgart.
Ketiga klub itu termasuk bagian dari klub elite Eropa satu dekade silam. Deportivo mulai mengalami penurunan sejak musim 2004/2005, yang mencapai puncaknya ketika mereka terdegradasi pada musim 2010/2011. Dan akhir pekan ini, mereka kembali terancam dengan pahitnya terdegradasi.
Nasib serupa juga dialami oleh Henam kali peraih gelar Bundesliga, HSV yang saat ini terpaku di peringkat ke-17 Bundesliga.
Tim asuhan Bruno Labbadia tersebut harus meraih hasil positif saat menghadapi Schalke 04. Namun kemenangan pun tidak serta-merta mengamankan posisi Hamburger SV, karena nasib mereka juga ditentukan oleh hasil pertandingan lainnya.
Nasih serupa juga dirasakan oleh Stuttgart --yang juga pernah lima kali merajai Bundesliga serta memenangkan Piala UEFA. Stuttgart saat ini memiliki keunggulan satu poin dari HSV dan masih terancam untuk terdegradasi di pekan terakhir.
Nasib kedua tim ini ironisnya justru berada di tangan peringkat ke-14, Freiburg dan tim peringkat ke-15, Hannover 96. Dua tim itu pun tancam terdegradasi jika kalah. Pada laga akhir Liga Jerman, Freiburg dan Hannover akan saling beradu.
Jika salah satu dari Freiburg atau Hannover meraih kemenangan, satu tiket aman akan dimiliki oleh salah satu dari Stuttgart atau Hamburg, dengan catatan mereka juga mampu meraih hasil positif di laga terakhir mereka.
Namun saat ini Stuttgart yang unggul satu poin dari Hamburg, serta mamiliki agregat gol yang jauh lebih baik, merupakan kandidat terkuat untuk lolos dari zona degradasi musim ini.
(kid/kid)