Cambridgeshire, CNN Indonesia -- Tim balap formula satu Marussia pernah tak bertanggung jawab atas cedera yang dialami pembalap tes Maria de Villota yang mengalami kecelakaan saat uji coba di Cambridgeshire, 2012 silam.
Seperti dilansir
BBC, Villota kehilangan mata kanannya akibat kecelakaan tersebut dan meninggal setahun kemudian di usianya yang ke-33.
Putri dari pembalap F1 di era 1980an Emilio de Villota itu menabrak truk pendukung saat uji coba mobil balap Marussia MR-01 di Duxford Airfield, Cambridgeshire, 3 Juli 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu Villota mengendari MR-01 dengan kecepatan hingga 322 km per jam, namun mulai melambatkan kendaraan ketika waktu tabrakan. Itulah untuk pertama kalinya perempuan asal Spanyol itu mengendarai mobil Marussia.
Ia dikontrak Marussia untuk jadi pembalap tes empat bulan sebelum kecelakaan tersebut.
Beberapa saat setelah kecelakaan, Marussia melakukan investigasi internal. Bagian dari Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan (HSE) tim mengatakan Marussia mengecualikan mobil sebagai salah satu faktor dalam kecelakaan tersebut.
Seorang reporter radio lokal, Chris Mann mengatakan dirinya hendak mewawancarai Villota saat hari kecelakaan. Saat itu Mann berdiri didekat mekanik tim ketika perempuan tersebut akan kembali setelah menyelesaikan tes mobil.
"Mobilnya melambat untuk berbalik ke dalam pit, tetapi dalam sekian detik (mobil) itu tiba-tiba tancap gas kembali. Sekejap saja mobil itu menghantam bagian belakang dari sebuah truk," ujar Mann, "Saya melihat langsung dampak dari tabrakan dan juga helmnya dan saya takut hal yang terburuk."
Butuh waktu hampir sejam hingga staf medis mampu mengeluarkan Villota dari mobil.
Juru bicara HSE mengatakan salah satu hal yang diperkirakan menjadi penyebab kecelakaan itu adalah kesalahan pembalap itu sendiri.
"Investigasi sudah lengkap dan tidak ada tindakan penegakan hukum yang diambil. Baik perusahaan (Manor Grand Prix Racing) dan keluarga mendiang telah diberi informasi," kata juru bicara HSE, "Semua hal wajar di dalam penyelidikan."
Semasa hidupnya, meski telah kehilangan satu matanya, Villotta kembali berada di balik kemudi MR-01 pada awal 2013. Ia akhirnya meninggal pada Oktober tahun tersebut yang oleh medis disebut akibat dari cedera saraf yang diderita pascakecelakaan.
Pada Oktober 2012, setelah keluar dari rumah sakit yang merawatnya pascainsiden di Cambridgeshire, Villota mengatakan dirinya akan tetap berjuang karena ia yakin perempuan bisa menjadi bagian dari balap mobil atau motor.
(kid/kid)