Zurich, CNN Indonesia -- Departemen Kehakiman Swiss menyatakan bahwa mereka telah membekukan rekening di beberapa bank di Swiss setelah kepolisian Swiss menangkap para petinggi otoritas sepak bola dunia, FIFA, atas tuduhan korupsi di Amerika Serikat dan Swiss.
"Untuk menindaklanjuti tiga permintaan bantuan hukum dari Amerika Serikat, Departemen Kehakiman telah memerintahkan pemblokiran beberapa bank di Swiss yang digunakan untuk menerima aliran dana suap. Selain itu, kami juga telah mengamankan beberapa dokumen bank," demikian pernyataan resmi Departemen Kehakiman Swiss.
Sebelumnya, pada Rabu (27/5) pagi waktu setempat,
kepolisian Swiss telah menangkap petinggi-petinggi FIFA di hotel bintang lima Baur au Lac, Zurich, dengan proses penangkapan yang berlangsung damai dan tanpa gaduh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di belahan dunia lain, Jaksa Agung Amerika Serikat,
Loretta E. Lynch, mengumumkan daftar lengkap petinggi-petinggi FIFA yang dituduh terkait kasus korupsi dan pencucian uang.
Baca Juga:
CONCACAF di Pusaran Korupsi FIFA
Ia juga menyatakan bahwa tuntutan yang dilakukan Amerika Serikat mengungkapkan bagaimana praktek korupsi telah membusuk di tubuh FIFA.
"Tuduhan ini mengindikasikan adanya tindak korupsi yang akut, sistemik, dan mengakar, baik di luar negeri maupun di Amerika Serikat," kata Lynch.
"Aksi korupsi ini terentang setidaknya selama dua generasi pengurus-pengurus sepak bola yang, sebagaimana dituduhkan, telah menyalahgunakan posisi mereka untuk mendapatkan jutaan dolar melalui suap."
Selain itu, Departemen Kehakiman Amerika Serikat juga mengungkapan bahwa mereka telah mendapatkan pernyataan bersalah dari empat individu dan dua tertuduh -- termasuk di antaranya dari Charles "Chuck" Blazer, mantan Sekertaris Jenderal CONCACAF, dan juga Jose Hawilla, pendiri dan pemilik dari Traffic Group, perusahaan pemasaran multinasional yang bermarkas di Brasil.
Menurut keterangan yang diberikan Departemen Kehakiman AS, mereka masih melanjutkan penyelidikan atas kasus tersebut.
Baca Juga:
Mantan Wapres FIFA Punya Rekam Jejak Korupsi Sejak 1989 (vws)