FIFA Dilanda Skandal, Piala Dunia Perempuan Tetap Jalan

Arby Rahmat | CNN Indonesia
Kamis, 28 Mei 2015 13:46 WIB
Menteri olahraga Kanada mengatakan bahwa penangkapan para petinggi FIFA di Zurich, Swiss, tidak akan mengganggu jalannya Piala Dunia Perempuan.
Piala Dunia Perempuan akan diselenggarakan pada 6 Juni hingga 5 Juli di Kanada. (Reuters/Jeff Curry)
Toronto, CNN Indonesia -- Menteri Olahraga Kanada, Bal Gosal, mengatakan tsunami skandal yang sedang terjadi di FIFA tidak akan menganggu penyelenggaraan Piala Dunia Perempuan di Kanada yang akan berlangsung dari 6 Juni hingga 5 Juli.

Gosal mengaku kecewa terhadap apa yang terjadi di FIFA dan mendukung segala usaha untuk menghilangkan tindak kejahatan dalam olahraga.

"Sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia Perempuan FIFA Kanada 2015, Asosiasi Sepak-bola Kanada yakin bahwa situsasi sekarang tidak akan mempengaruhi kompetisi. Kami positif bahwa kompetisi 30 hari akan membawakan semangat sepak bola untuk seluruh penggemar di Kanada dan seluruh dunia," kata Gosal seperti dikutip dari situs CBC, Kamis siang (28/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gosal mengatakan ia percaya diri bahwa otoritas sepak bola Kanada tidak akan ditarik ke dalam penyelidikan kriminal eksekutif FIFA. Ia juga mengatakan bahwa Kanada memimpin dalam urusan transparansi olahraga.

"Saya sangat senang bahwa Kanada berada di depan. Kami menanti untuk jadi tuan rumah Piala Dunia," ucap Gosal.

Sebelumnya, tujuh anggota FIFA ditangkap di Hotel Baur au Lac, Zurich pada Rabu (27/5) atas dugaan terlibat kasus penyuapan untuk mendapatkan hak siar turnamen-turnamen yang berada di zona CONCACAF dan CONMEBOL. Nilai penyuapan hak siar dikabarkan mencapai hingga US$ 150 juta.

Empat dari tujuh anggota FIFA yang ditangkap adalah Wakil Presiden FIFA sekaligus Presiden CONCACAF, Jeffrey Webb, Anggota Exco FIFA dan juga Presiden Asosiasi Sepak Bola Kosta Rika, Eduardo Li, Wakil Presiden FIFA, Eugenio Figueredo, serta Anggota Exco FIFA, Jose Maria Marin.

Selain melanggar pemasaran dan hak siar pertandingan dari 1990 hingga saat ini, para pelaku kejahatan FIFA tersebut juga ditangkap karena tuduhan korupsi, penyelewengan pajak, penyalahgunaan kekuasaan, dan pengaturan proses pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.    

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER