Gianluigi Buffon dan Konsistensi Selama 20 Tahun

vri & Martinus Adinata | CNN Indonesia
Minggu, 07 Jun 2015 13:33 WIB
Tanpa kehadiran Buffon, Juventus mungkin menderita kekalahan yang lebih besar saat menghadapi Barcelona di final Liga Champions, Minggu (7/6) dinihari WIB.
Konsistensi Gianluigi Buffon sepanjang kariernya, tetap membuatnya bertahan sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. (Reuters/Kai Pfaffenbach)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juventus memang kembali ke Turin dengan mengantongi kekalahan, setelah takluk 1-3 dari Barcelona di final Liga Champions, Minggu (7/6) dinihari. Namun sosok penjaga gawang Juventus, Gianluigi Buffon, kembali menjadi sorotan berkat aksi-aksi penyelamatan krusialnya di bawah mistar gawang Bianconeri.

Pemain berusia 37 tahun ini cukup membuat frustasi para pemain Barcelona, meski gawang yang ia kawal akhirnya tiga kali kebobolan.

Tengoklah aksi Buffon saat menghalau tendangan keras Dani Alves pada menit ke-13. Meski arah bola sebenarnya terhalang dua pemain Juventus, ia masih mampu mengetip bola yang melaju deras ke arah gawangnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi Buffon saat menghalau tendangan keras Dani Alves dari dalam kotak penalti Juventus di laga final Liga Champions, Minggu (7/6). (Getty Images/Shaun Botterill)
Tak berhenti di situ saja, Buffon kembali mempertontonkan kelihaiannya di bawah mistar gawang saat menggagalkan aksi Luis Suarez pada menit ke-40.

Lewat sebuah serangan balik yang cepat, Suarez menerima sodoran dari Rakitic sebelum melepaskan tendangan keras menggunakan sisi luar kaki kanannya. Aksi Suarez itu memaksa Buffon kembali melakukan penyelamatan gemilang untuk menjaga asa Juventus.

Bahkan ketika Suarez mencetak gol kedua Barcelona pada menit ke-68, Buffon sebenarnya terlebih dahulu melakukan penyelamatan dalam menghalau tendangan Lionel Messi. Namun malang bagi Buffon, bola muntah langsung disambar Suarez yang berdiri bebas tanpa kawalan.

Konsistensi di Bawah Mistar Gawang

Meski tiga kali harus memungut bola dari gawangnya dan kehilangan trofi Liga Champions, Buffon boleh berbangga dengan konsistensi yang terus ia perlihatkan sepanjang kariernya.

Di usianya yang tak lagi muda, Buffon memang tidak segesit atau secepat dulu. Namun sosok penjaga gawang kelahiran Carrara itu masih tetap memberikan keamanan di bawah mistar gawang Juventus.

Konsistensi inilah yang membedakan sosok Buffon dengan figur Iker Casillas yang seringkali dibanding-bandingkan dengan Buffon.

Ketika Casillas semakin rentan melakukan blunder dan kehilangan konsentrasinya, Buffon mengatasi kendala usia dengan penempatan posisi, refleks, dan pengalaman untuk memastikan lini belakang Juventus memiliki garansi keamanan.

Buffon saat memberi instruksi pada rekan-rekannya demi mengamankan gawangnya. (Getty Images/Shaun Botteril)
Hal itulah yang membuat sosok Buffon tidak pernah tergantikan di Juventus, meski mereka sempat memiliki sejumlah penjaga gawang tangguh seperti Morgan de Sanctis, Antonio Chimenti, ataupun Andreas Isaksson.

Pada musim ini saja, Buffon mencatatkan 18 cleansheet di Serie A Italia. penjaga gawang veteran ini juga mampu melakukan 63 penyelamatan dari 83 tendangan yang mengarah ke gawangnya (persentase penyelamatan mencapai 76 persen).

Berdiri Tegak di Antara Palang Pintu Masa Depan

Melihat konsistensi yang terus dipertahankan oleh penjaga gawang yang mempersembahkan trofi Piala Dunia 2006 bagi Italia tersebut, Buffon bahkan masih mampu berdiri tegak jika dibandingkan dengan kiper muda masa kini.

Bahkan laga final Liga Champions menghadapi Barcelona, merupakan salah satu contoh bagaimana Buffon masih bisa bersaing dengan kiper-kiper generasi muda.

Meski perbedaan usia antara Buffon dengan penjaga gawang Barcelona, Marc-Andre Ter Stegen (23), yang mencapai 14 tahun. Penampilan yang ditunjukkan kapten Juventus pada dini hari tadi membuktikan dirinya masih merupakan salah satu penjaga gawang terbaik di dunia.

Penampilannya saat menghadapi Barcelona mungkin tidak 'sesibuk' dari apa yang diperagakan Joe Hart saat Manchester City menghadapi Barcelona di babak 16 besar Liga Champions. Akan tetapi tanpa kehadiran Buffon, Barcelona mungkin mampu mencetak lebih banyak gol lagi dalam laga final dini hari tadi.

Laga tersebut menunjukkan bahwa nama Gianluigi Buffon masih tetap menjadi salah satu yang terbaik di dunia, meski ia harus pulang tanpa trofi Liga Champions ke Turin. (vri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER