Greysia/Nitya yang Sendirian, China yang Keroyokan

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 08 Jun 2015 13:29 WIB
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari harus menghadapi tiga ganda putri China. Hal ini membuktikan betapa dominannya China di sektor tersebut.
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari menghadapi tiga ganda China di Indonesia Terbuka. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari benar-benar sudah menunjukkan peningkatan kualitas yang signifikan sebagai ganda putri dalam beberapa tahun terakhir. Namun, tetap ada perbedaan signfikan antara wajah ganda putri Indonesia dan ganda putri China.

Saat ini, ganda putri China tidak akan bisa lagi memandang Greysia/Nitya sebelah mata. Medali emas Asian Games 2014 yang berhasil didapatkan Greysia/Nitya adalah bukti sahih bahwa Greysia/Nitya sudah sejajar dengan mereka.

Dengan naiknya pamor Greysia/Nitya, maka terangkat pula derajat ganda putri Indonesia. Nomor yang sejak masuknya China ke IBF (BWF) sering dianggap sebagai titik lemah Indonesia, kini bisa menjadi nomor yang diandalkan, nyaris sejajar dengan ganda putra dan ganda campuran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China memang lumayan mewaspadai Greysia/Nitya sebagai salah satu dari sedikit ganda putri yang bisa merusak dominasi mereka. Namun, secara keseluruhan, mereka masih bisa berlega hati karena ancaman baru datang dari Greysia/Nitya sendirian, belum dari sektor ganda putri Indonesia secara keseluruhan.

Hal itulah yang kemudian tergambar di turnamen BCA Indonesia Terbuka 2015 lalu. Greysia/Nitya berhasil menaklukkan dua ganda China, Luo Ying/Luo Yu dan Zhong Qianxin/Yu Yang dalam perjalanan mereka ke babak final.

Namun langkah mereka akhirnya juga terhenti di tangan ganda China pada babak final, Tang Jinhua/Tian Qing.

Sebagai gambaran, China menempatkan empat pasang di babak perempat final Indonesia Terbuka sedangkan Greysia/Nitya tinggal jadi ganda putri satu-satunya yang membawa bendera Indonesia.

Masuk ke babak semifinal, Greysia/Nitya kemudian malah jadi satu-satunya semifinalis yang berasal di luar dari negara China. Tiga wakil di semifinal jelas menggambarkan dominasi luar biasa Negeri Tirai Bambu itu.

China memang dianugerahi bakat-bakat hebat di nomor ganda putri. Di generasi ganda putri China saat ini, bukan hanya 1-2 orang saja yang memiliki kemampuan di level atas, melainkan sekitar 10 orang.

"Memang sulit. Di semifinal, China ada tiga, sementara kita sendirian."

"Kami sudah kalahkan dua ganda di babak sebelumnya, namun di final masih bertemu ganda China lainnya," tutur Greysia menggambarkan betapa banyaknya ganda putri hebat yang dimiliki oleh China.

Hal senada juga ditegaskan oleh pelatih ganda putri, Eng Hian. Menurut Eng Hian, kedalaman skuat Indonesia dengan China di nomor ganda putri sangat berbeda.

"Saat ini Indonesia memang baru memiliki satu pasangan yang benar-benar bisa diandalkan di turnamen-turnamen level atas, sedangkan China memiliki banyak pemain yang merata di nomor ganda putri," tutur Eng Hian mengakui.

"Tugas saya saat ini adalah membentuk ganda tangguh lainnya di pelatnas."

Tantangan yang Sama

Selama belum ada ganda putri Indonesia lainnya yang bisa berdiri sejajar dengan Greysia/Nitya, maka selama itu pula kisah pertarungan ganda putri Indonesia melawan ganda putri China akan berakhir sama.

Kekalahan satu ganda putri China di tangan Greysia/Nitya, tidak akan menjadi jadi masalah besar bagi China. Sebaliknya, andai China mampu menaklukkan Greysia/Nitya, maka mereka sama saja membunuh asa Indonesia untuk memenangi nomor ganda putri secara keseluruhan.

Pemandangan ini akan menjadi pemandangan yang umum berlaku di seluruh turnamen super series premier dan super series yang diikuti oleh Greysia/Nitya termasuk juga di Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta mendatang.

Sedikit keberuntungan bagi Greysia/Nitya, untuk ajang Olimpiade Rio de Janeiro yang bakal jadi target besar seluruh pebulutangkis di dunia, tiap negara hanya boleh mengirimkan maksimal dua wakil.

Artinya, dari sekian ganda putri hebat yang dimiliki oleh China, mereka hanya bisa mengirimkan dua saja. Atas dasar itu pula, China saat ini tengah rajin menukar-nukar pasangan karena sepertinya mereka masih mencari formula pasangan terbaik yang bisa dominan menghadapi ganda-ganda dari luar.

Setahun ke depan, Greysia/Nitya dipastikan bakal berjuang keras dari turnamen ke turnamen setiap menghadapi pemain-pemain China. Karena pastinya ganda-ganda China itu tak ingin kelihatan lemah di mata pelatih sehingga mereka tak dipilih untuk berangkat ke Brasil tahun depan.

Dilihat dari sudut positif, Greysia/Nitya bakal menjalani hari-hari yang luar biasa karena kesiapan mereka, baik fisik maupun teknik akan terus ditempa. Satu hal lagi, semua ujian berat itu bisa membuahkan hasil positif bila mental Greysia/Nitya tetap sekuat baja. (ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER